Haba medan
Pendapatan Pedagang Tahu dan Tempe Berkurang 30 Persen, Imbas Tingginya Harga Kedelai
Pedagang tempe di pasar tradisional Sei Sikambing mengaku pendapatannya berkurang imbas dari tingginya harga kedelai di pasaran.
PROHABA.CO - Pedagang tempe di pasar tradisional Sei Sikambing mengaku pendapatannya berkurang imbas dari tingginya harga kedelai di pasaran.
"Sudah ketiga kalinya harga tahu dan tempe naik, sedangkan saya tidak mungkin juga menaikan harganya," ujar Anto pedagang di Pasar Sei Kambing kepada Tribun Medan, Rabu (2/11/2022).
Dia mengatakan pendapatannya menurun sebesar 30 persen sejak adanya lonjakan harga kedelai.
"Sudah tiga hari saya gak jualan dan hari ini mulai jualan lagi karena baru ada modal," keluhannya.
Meski harga tahu dan tempe naik di tingkat produsen, namun Anton tetap menjualnya dengan harga normal.
Baca juga: 9 Dosen Medan Raih Penghargaan Tingkat Nasional Tahun 2022
Baca juga: PMR MAN 1 Banda Aceh Kumpulkan 181 Kantong Darah
"Kalau modal tahu satu papan aja udah naik jadi Rp 30 ribu, tapi untuk harga ecer kita jual dengan harga yang sama, yaitu seribu sebijinya," tuturnya.
Sedangkan untuk tempe, dikatakannya produsen lebih memilih untuk mengecilkan ukuran tempenya dibandingkan harus menaikan harga.
"Nah kalau tempe ukurannya yang dikecilkan dari ukuran biasanya tetapi harga tetap sama yaitu lima ribu rupiah per buah," ungkapnya.
Dia berharap pemerintah dapat mengendalikan harga kedelai baik lokal ataupun impor, agar haga olahannya juga dapat stabil dan pedagang tetap mendapatkan untung.
"Semoga harga kedelai turun sehingga harga tahu tempe juga turun," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Berita Foto: Pendapatan Pedagang Tahu dan Tempe Berkurang 30 Persen, Imbas Tingginya Harga Kedelai