Luar Negeri

Peringatan 70 Tahun Hari Kemenangan, Korea Utara Pamerkan Rudal Balistik dan Drone Baru

Editor: Muliadi Gani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korea Utara menampilkan rudal-rudal berkemampuan nuklir dan drone-dorne baru dalam parade militer besar yang diadakan di Pyongyang untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Korea, yang dirayakan di Korea Utara sebagai Hari Kemenangan pada Kamis (27/7/2023).(STR/KCNA VIA KNS/AFP)

PROHABA.CO, PYONGYANG - Media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa negara tersebut telah memamerkan rudal berkemampuan nuklir dan pesawat tanpa awak baru dalam parade militer di Pyongyang. 

Parade ini diselenggarakan untuk merayakan 70 tahun berakhirnya Perang Korea, yang dirayakan sebagai "Hari Kemenangan" di Korea Utara.

Korea Utara menampilkan rudal-rudal berkemampuan nuklir dan drone-dorne baru dalam parade militer besar yang diadakan di Pyongyang untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Korea pada Kamis (27/7/2023) malam waktu setempat.

Oleh Korea Utara, peringatan tersebut dirayakan sebagai "Hari Kemenangan".

Kantor berita negara Korea Utara, KCNA, melaporkan pada Jumat (28/7/2023), pemimpin Kim Jong Un serta delegasi dari China dan Rusia yang sedang berkunjung turut menyaksikan parade militer.

Delegasi Cina dan Rusia, termasuk Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, adalah pengunjung pertama ke Korea Utara sejak munculnya pandemi Covid-19.

Kehadiran para delegasi di acara-acara yang memamerkan rudal nuklir Korea Utara 'yang dilarang oleh Dewan Keamanan PBB dengan dukungan Cina dan Rusia' merupakan perubahan kontras dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Korea Utara Uji Coba Drone Bawah Air, Memiliki Kemampuan Nuklir

Diketahui, Beijing dan Moskwa berusaha menjauhkan diri dari senjata nuklir dan rudal balistik yang dikembangkan oleh sekutu mereka itu.

Menurut KCNA, persenjataan yang dipamerkan dalam parade tersebut termasuk rudal balistik antarbenua Hwasong-17 dan Hwasong-18 terbaru Korea Utara, yang diyakini memiliki jangkauan untuk menyerang sasaran di manapun di Amerika Serikat.

"Acara tersebut juga menampilkan pameran terbang dronedrone penyerang dan drone mata-mata baru," lapor KCNA, sebagaimana dikutip dari AFP.

Dalam pidatonya pada acara parade militer, Menteri Pertahanan Korea Utara Jenderal Kang Sun Nam menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Seorang perempuan berjalan melewati layar televisi di sebuah stasiun kereta api di Seoul, yang menayangkan siaran berita pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri parade militer di Pyongyang untuk memperingati 70 tahun gencatan senjata Perang Korea, Kamis (27/7/2023) malam.

AFP Seorang perempuan berjalan melewati layar televisi di sebuah stasiun kereta api di Seoul, yang menayangkan siaran berita pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri parade militer di Pyongyang untuk memperingati 70 tahun gencatan senjata Perang Korea, Kamis (27/7/2023) malam.

Baca juga: AS Pastikan Pakai Payung Nuklir Lindungi Korsel dan Jepang Dari Ancaman Korut

Baca juga: Anak Ketua DPRD Ambon Diduga Aniaya Remaja hingga Tewas

Sebelum menghadiri parade militer, Kim dilaporkan sempat mengadakan resepsi dan makan siang dengan Shoigu.

Pemimpin Korea Utara itu bersumpah akan terwujudnya solidaritas dengan rakyat Rusia dan militernya.

"Shoigu memuji militer Korea Utara sebagai yang terkuat di dunia, dan keduanya membahas kerja sama keamanan dan pertahanan strategis," lapor KCNA.

Profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul, Leif-Eric Easley, berpendapat kehadiran delegasi Cina dan Rusia di acara-acara dengan rudal balistik yang dilarang meragukan kesediaan negara-negara tersebut untuk menegakkan sanksi.

Rusia dan Cina telah menentang upaya yang dipimpin AS untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Korea Utara atas pengejaran rudal balistiknya yang berkelanjutan, dengan alasan tindakan yang ada harus dilonggarkan untuk tujuan kemanusiaan dan untuk membantu membujuk Pyongyang untuk bernegosiasi.

“Tidak membantu ketika dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB secara terbuka mendukung rezim Korea Utara yang melanggar hak asasi manusia dan mencemooh resolusi yang melarang pengembangan nuklir dan misilnya,” kata Easley.

(kompas.com)

Baca juga: Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Jarak Pendek ke Arah Laut Timur

Baca juga: AS Tuduh Iran Bantu Rusia Serang Ukraina, Pasok Bahan Bangun Pabrik Drone

Baca juga: Peringatan Mantan Presiden Rusia: Insiden Nuklir Bisa Saja Terjadi di Eropa

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korea Utara Pamer Rudal Balistik dan Drone pada Peringatan 70 Tahun Hari Kemenangan",