Konflik Palestina vs Israel

Lebih 50 Kapal dari 44 Negara Menuju ke Gaza, Cucu Nelson Mandela Ikut Ambil Bagian

Sebagai “bentuk apartheid yang jauh lebih buruk” dan mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan

Editor: Misran Asri
RNTV/TangkapLayar
MENUJU GAZA - Tangkap layar dari situs RNTV, Kamis (4/9/2025) yang menunjukkan gambar kapal yang sedang menuju Gaza dihasilkan oleh AI. Sebanyak 50 kapal dari 44 negara tergabung dalam armada Sumud Flotia akan menuju Gaza membawa bantuan makanan dan obat-obatan. 

Sebagai “bentuk apartheid yang jauh lebih buruk” dan mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan

PROHABA.CO - Lebih 50 kapal dari 44 negara, termasuk aktivis iklim Swedia, Greta Thunberg menuju ke Gaza dan berusaha menembus blokade Israel.

Mandla Mandela, cucu Nelson Mandela, juga ikut ambil bagian. 

Bahkan Mandla Mandela membandingkan situasi di wilayah Palestina yang diduduki Israel dengan Afrika Selatan pada era apartheid.

Ia menyebutnya sebagai “bentuk apartheid yang jauh lebih buruk” dan mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan.

Berbicara kepada Reuters, Rabu (4/9/2025) di Bandara Johannesburg sebelum berangkat ke Tunisia, Mandela yang berusia 51 tahun mengatakan dia akan bergabung dengan Global Sumud Flotilla.

Dimana itu armada laut misi kemanusiaan yang mengirimkan makanan dan bantuan ke Gaza meskipun ada blokade laut Israel.

Baca juga: Israel Bunuh Ratusan Warga Gaza Saat Antre Bantuan, 28 Negara Kutuk Israel 

Baca juga: Ada 48 Perusahaan Bantu Pendudukan Israel di Gaza, Diungkap oleh Pelapor PBB 

"Banyak dari kami yang pernah mengunjungi Palestina kembali dengan satu kesimpulan: bahwa rakyat Palestina sedang mengalami bentuk apartheid yang jauh lebih buruk daripada yang pernah kami alami," kata Mandela.

"Komunitas global harus terus mendukung mereka, sebagaimana mereka berdiri berdampingan dengan kami."

Armada tersebut terdiri dari puluhan kapal dan ratusan peserta dari 44 negara, termasuk aktivis iklim Swedia, Greta Thunberg.

Mandela bepergian bersama sepuluh aktivis Afrika Selatan, dan Kongres Nasional Afrika mengatakan misi tersebut "menggemakan perjuangan kita sendiri untuk pembebasan."

Israel menolak perbandingan antara kehidupan Palestina dan Afrika Selatan di bawah apartheid dan membela diri atas aksi bolkade terhadap Gaza, dengan alasan masalah keamanan dan perlunya mencegah senjata sampai ke tangan Hamas. 

Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) telah memperingatkan bahwa kelaparan meluas di Gaza.

Baca juga: Kekejaman Zionis Israel Tembaki Warga Gaza yang Antre Bantuan di Rafah, 31 Orang Syahid

Merenungkan sejarah Afrika Selatan sendiri, Mandela mencatat bahwa apartheid baru berakhir setelah tekanan, sanksi, dan isolasi internasional.

"Mereka mengisolasi Afrika Selatan di bawah apartheid dan akhirnya meruntuhkannya. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved