Santri Meninggal Saat Main Game Online
MAG, seorang santri di Pondok Pesantren Sabilurrosyad/MA Assyakur, Desa Mojowetan, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ...
PROHABA, BLORA - MAG, seorang santri di Pondok Pesantren Sabilurrosyad/MA Assyakur, Desa Mojowetan, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tewas saat bermain game online di telepon seluler (ponsel)-nya.
Santri berinisial MAG itu tewas tersetrum karena diduga bermain game online sembari mengecas ponselnya.
Kapolres Blora AKBP Wiraga Dimas Tama mengatakan, insiden itu terjadi di pondok pesantren tersebut pada Sabtu (13/3/2021) pukul 10.05 WIB.
"Pada Sabtu, 13 Maret 2021 sekira pukul 10.05 WIB, ada santri yang meninggal dunia akibat tersengat aliran arus listrik di dalam kamar pondok pesantren," ucap Wiraga saat dikonfirmasi, Sabtu (13/3/2021) siang.
Kronologi kejadian
Wiraga menjelaskan, kejadian itu bermula saat korban yang berusia 16 tahun itu masuk ke kamarnya.
Ia lalu mencolokkan pengecas ponsel ke stop kontak.
Sembari memegang ponsel yang dicas, korban tiduran di lantai.
Baca juga: Gadis Desa Ceubrek Ditemukan Meninggal, Diduga Kuat Kesetrum Listrik Mesin Cuci
"Sambil memegang ponsel dan memainkan game online lalu sekira selang lima menit korban berteriak 'aku kesetrum'," kata Wiraga.
Teriakan itu didengar sejumlah teman korban yang berada di ponpes.
Salah satu teman korban berinisiatif mencabut pengecas ponsel dari stop kontak.
Santri tersebut juga membangunkan korban yang tersetrum dan memberinya minum.
"Saksi berusaha menolong korban dengan membangunkan korban dan diberikan minum, tetapi korban masih terengap-engap dan air dimuntahkan, lalu korban pingsan," jelasnya.
Melihat kondisi korban, santri yang lainnya pun membawa MAG ke puskesmas dengan sepeda motor.
Namun, tim medis di puskesmas menatakan bahwa korban sudah meninggal.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Banjarejo terdapat luka bakar pada tangan korban.
Pada bagian tubuh lainnya tidak ditemukan adanya bekas luka yang merupakan tanda-tanda penganiayaan," jelas Wiraga. (kompas.com)