Berita Aceh Utara
Mahasantri Aceh Utara Lolos Program Pengabdian Masyarakat ke Pedalaman NTT
Hafiz Almansuri mahasantri asal Aceh Utara menjadi satu dari 60 peserta yang lolos dalam program pemberdayaan masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT).
PROHABA.CO,LHOKSUKON - Hafiz Almansuri mahasantri asal Aceh Utara menjadi satu dari 60 peserta yang lolos dalam program pemberdayaan masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hafiz selama ini mengenyam pendidikan di Ma’had Aly Dayah Babussalam Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara.
Ma'had Aly Dayah Babussalam Al Hanafiyah itu diresmikan pejabat Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh pada 6 Agustus 2019.
Program pengabdian gelombang 4 tersebut diadakan Garuda Nusa melalui Program Garuda Nusa Youth Action Tahun 2022 yang diikuti seribuan calon peserta.
Dari seribuan peserta yang mendaftar, Hafiz menjadi satu-satunya peserta dari Aceh lolos seleksi.
Perekrutan peserta dikhususkan kepada pemuda dan pemudi yang berjiwa sosial yang tinggi pada Maret 2022 dari semua provinsi di Tanah Air.
Baca juga: Di Peringatan Hari Santri Nasional 2021, Dua Ribu Santri Divaksin
Program pemberdayaan masyarakat tersebut diadakan di Desa Warloka Pesisir, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Provinsi NTT.
“Alhamdulillah saya sudah beberapa hari di Labuan Bajo NTT,” ujar Hafiz kepada Prohaba.Co, Sabtu (2/7/2022).
Hafiz sudah mulai mengikuti kegiatan itu dari 27 Juni 2022.
Direncanakan akan berlangsung sampai 6 Juli 2022 mendatang.
Programnya meliputi bidang Pendidikan.
Kemudian bidang Ekonomi kreatif, lalu Pariwisata, seterusnya Lingkungan dan Kesehatan
Baca juga: Idul Adha 10 Juli 2022, Hasil Sidang Isbat Kemenag
“Setelah mengikuti seleksi, alhamdulillah saya lolos,” ujar Hafiz yang juga Ketua Pengurus Cabang (PC) Rabithah Thaliban Aceh (RTA) Aceh Utara.
Seleksi diikuti oleh seluruh Perguruan Tinggi se-Indonesia dengan jumlah pesera mencapai 1.000 orang lebih.
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh Garuda Nusa dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Saya merupakan salah satu yang lolos seleksi membawa harum nama kampus Ma'had Aly Babussalam Al Hanafiyyah, Matangkuli, Aceh Utara Provinsi Aceh,” kata Hafiz.
Menurut Hafiz, sampai sekarang masyarakat di pedalaman NTT tersebut masih transaksi barter (tukar-menukar barang).
“Masih berlaku pasar barter antara masyarakat pesisir dengan masyarakat yang ada di pergunungan,” katanya.
Baca juga: Tahun Reformasi Birokrasi dan Sosial Keagamaan
Namun, sayangnya kondisi alam yang indah, tidak dibarengi dengan sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
Begitu juga dengan komunikasi, masyarakat masih kesulitan untuk dapat untuk berkomunikasi dengan ponsel.
“Masyarakat lebih memilih menggunakan perahu untuk transportasi, dibandingkan jalan darat,” katanya.
Karena kondisi jalan yang sangat sulit dilintasi dengan kendaraan.
Kemudian belum adanya listrik yang merata.
Sehingga masyarakat di kawasan itu masih menggunakan genset untuk penerangan malam hari dan kebutuhan sehari-hari.
Bukan hanya di rumah saja, lembaga pendidikan seperti sekolah juga menggunakan genset.
“Jaringan susah di sini,” tulis Hafiz.(*)