Tahukah Anda

WHO Resmi Ubah Nama Cacar Monyet

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengganti nama penyakit yang dikenal sebagai cacar monyet (monkeypox) dengan mpox, disingkat saja ...

Editor: Muliadi Gani
Shutterstock/Dotted Yeti
Ilustrasi virus penyebab cacar monyet atau monkeypox. Cacar monyet termasuk penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia. 

PROHABA.CO - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengganti nama penyakit yang dikenal sebagai cacar monyet (monkeypox) dengan mpox, disingkat saja.

WHO mengumumkan awal pekan ini bahwa nama mpox akan diadopsi secara luas oleh dokter, badan kesehatan masyarakat, serta lainnya secara bertahap.

Kampanye untuk mengganti nama cacar monyet akan dimulai awal tahun depan.

Perubahan itu dipicu oleh kritik dari para ilmuwan terhadap nama monkeypox yang menurut mereka sudah tak akurat dan berpotensi menstigmatisasi.

Pada awal Juni lalu, sekelompok ilmuwan international menulis makalah panjangyang memperdebatkan soal penamaan.

Soal nama monkeypox tersebut kemudian direspons oleh WHO yang mengatakan akan menemukan nama baru untuk penyakit cacar monyet setelah berkonsultasi dengan para ahli. Dikutip dari Gizmodo, Selasa (29/11/2022), nama monkeypox disematkan karena pertama kali ditemukan pada sekelompok monyet percobaan yang diimpor dari Afrika.

Namun, pada kenyataannya, hewan pengerat dianggap sebagai hewan inang utama dari virus tersebut, bukan primata.

Baca juga: Sudah Ada Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

Baca juga: WHO Tetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Global

Para ilmuwan yang tak menyetujui penamaan monkeypox berpendapat bahwa cacar monyet kemudian menjadi identik dengan penyakit “Afrika”, dengan mengacu pada kelompok yang berbeda atau ‘clade’ dari virus berdasarkan wilayah benua tempat mereka pertama kali ditemukan.

Namun, tahun ini atau mungkin lebih awal, penyakit cacar monyet telah menyebar jauh ke luar Afrika, membuat penamaan menjadi kurang tepat.

Hal inilah yang kemudian menjadi pertimbangan WHO mengganti nama monkeypox menjadi mpox.

Perubahan nama menjadi mpox, menurut WHO, juga akan lebih mudah diadopsi secara luas dalam berbagai bahasa.

Perubahan nama ini juga akan dimasukkan ke International Classifi cation of Disease (ICD), sebuah buku kode yang dikelola oleh WHO yang digunakan di seluruh dunia untuk tujuan diagnostik.

Setelah resmi mengubah nama, WHO juga akan merekomendasikan periode transisi satu tahun di mana nama cacar monyet (monkeypox) dan mpox dapat digunakan secara bergantian.

Baca juga: Dianggap Tularkan Virus Cacar, Monyet-Monyet di Brasil Diracuni

Baca juga: Orang yang Pernah Terinfeksi Covid-19 Lebih Rentan Tertular Cacar Monyet?

Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kebingungan tentang penyakit di tengah wabah global yang sedang berlangsung.

Lebih lanjut, ada perbedaan antara nama penyakit menular dan kuman penyebabnya.

Misalnya saja Covid-19 (penyakit) dan SARS-CoV-2 (virus corona).

Dalam hal ini, WHO bertanggung jawab untuk penamaan penyakit.

Adapun penamaan virus ditangani oleh International Committe on Taxonomy of Viruses (ICTV).

Kendati demikian, ICTV enggan mempertimbangkan perubahan nama drastis untuk cacar monyet.

Wabah cacar monyet global tahun ini yang sempat mencapai puncaknya musim panas lalu makin berkurang.

Akan tetapi, masih ada kemungkinan bahwa virus akan terus beredar pada manusia, terutama sebagai penyakit menular seksual.

(Kompas.com)

Baca juga: Studi: Penderita Cacar Monyet Berpotensi Tularkan Viral Load Tinggi

Baca juga: Ingin Viral dan Cari Duit dengan Cara Seret Nama Publik Figur, Akhirnya Pinkan Mambo Minta Maaf

Baca juga: Syarifah Ima Terobos Persidangan karena Kagum Ferdy Sambo

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved