Tahukah Anda
Penyebab Proses Mendisiplinkan Anak Belum Optimal
Mendisiplinkan anak perlu dilakukan sejak dini, pasalnya dengan mengajarkan anak tentang kedisplinan, si kecil bisa berlatih mengontrol diri sendiri
PROHABA.CO - Disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
Mendisiplinkan anak perlu dilakukan sejak dini, pasalnya dengan mengajarkan anak tentang kedisplinan, si kecil bisa berlatih mengontrol diri sendiri.
Namun mendisiplinkan anak ternyata bukanlah perkara yang mudah.
Bahkan, tidak jarang proses ini berakhir gagal.
Padahal tidak jarang kamu sudah mempraktikkan cara dari para pakar parenting, praktisi, influencer, dan sebagainya.
Agar tidak bisa mendisiplinkan anak dengan tepat, ternyata ada sejumlah hal yang mungkin menjadi penyebab mengapa caramu mendisiplinkan anak selalu gagal.
Dikutip dari iMom via PARAPUAN, berikut berbagai penyebab proses mendisiplinkan anak belum berjalan dengan optimal, apa saja?
1. Berteriak dan Mengomel:
Terkadang, seorang ibu tidak sengaja berteriak dan mengomel tiap mendisiplinkan anak.
Misalnya mengatakan, “Berapa kali ibu bilang untuk tidak meletakkanhanduk di kasur?
Baca juga: Apakah Alergi dapat Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak?
” Kawan Puan, perlu diketahui bahwa mendisiplinkan anak dengan berteriak dan mengomel tidak akan membuatnya menuruti kita.
Alih-alih mengajarkannya tanggung jawab, berteriak dan mengomel malah membuat mereka semakin membangkang.
Datangi anak dan bicara dengan lembut sambil menatap mata mereka jika kamu ingin mendisiplinkannya.
2. Batasan Waktu atau Time Out:
Bagi sebagian orang tua, menetapkan batasan waktu untuk anak menjadi salah satu cara untuk membuat mereka paham suatu kegiatan tidak bisa dilakukan terus-menerus.
Akan tetapi kalau cara ini tidak berhasil pada anakmu, bisa jadi anakmu membutuhkan kebalikan dari teknik time out.
Batasan bisa membuat otak anak mengalami lonjakan hormon yang justru membuatnya merasa stres.
Sebaiknya, berikan kebebasan dan tetap awasi anak karena toh mereka tidak akan melakukan suatu kegiatan sepanjang hari.
Atau, kamu juga bisa meminta anak melakukan hal lain sebagai pengalih perhatian ketimbang menyuruhnya berhenti.
Baca juga: Ini Dampak Kekerasan Seksual pada Anak, Baik Secara Fisik Maupun Psikis
3. Menetapkan Aturan Ketat: Cara mendisiplinkan anak dengan menetapkan peraturan yang terlalu ketat sering kali akan gagal.
Cara semacam itu dapat membuat anak merasa terancam, cemas, dan takut mereka bakal mendapat hukuman.
Aturan boleh saja diberikan, tetapi terlalu banyak dan ketat malah tidak baik untuk anak lo, Kawan Puan.
4. Membuang Mainan:
Kamu boleh saja memberi batasan berapa lama anak boleh bermain game atau ponsel.
Namun, usahakan untuk tidak melempar atau membuang apa saja yang sedang dimainkannya karena cara mendisiplinkan seperti ini lebih sering gagal.
Walau tidak benar-benar kamu lakukan, ancaman akan membuang mainan anak dapat menyakiti perasaannya dan mungkin membuatnya tidak lagi mempercayaimu.
Baca juga: Marsha Aruan Merasa Ada Yang Kurang Natal Tahun Ini Tanpa Sosok Ayah
5. Mempermalukan Anak di Depan Umum:
Meneriaki anak di depan umum akan mempermalukannya.
Hal ini tidak berbeda dengan saat kita ditegur atasan di hadapan seluruh anggota tim di tempat kerja.
Kalau kamu tidak mau mengalaminya, jangan melakukannya, apa lagi terhadap buah hatimu sendiri.
Tidak peduli apa pun yang dilakukan anak, tunjukkan bahwa kamu memperhatikan perasaannya.
Kawan Puan, itulah berbagai penyebab proses mendisiplinkan anak belum berjalan dengan optimal.
Yuk ajak pasangan untuk menghindari berbagai hal-hal di atas agar proses mendisiplinkan anak berjalan lancar.
(kompas.com)
Baca juga: Respon Bobby Nasution Untuk Warga Medan Johor Yang Minta Pembatas Jalan Karya Wisata Dihapuskan
Baca juga: Argentina Juara Piala Dunia 2022, Messi Pakai Jubah Hitam saat Angkat Trofi Piala Dunia
Baca juga: September 2023, RS Hemina Cabang 46 Segera Beroperasi di Aceh, Ini Sosok yang Memprakarsainya