Gebyar PKA 8 2023

Lhokseumawe Ikut Lomba Boh Gaca di PKA, Begini Motif Ornamen Khasnya

Boh gaca ini dipercayai oleh masyarakat Aceh akan memperkuat aura yang dipancarkan oleh dara baroe ketika duduk diatas pelaminan

Penulis: Rizka Amanda | Editor: Jamaluddin
Rizka Amanda
Henna yang diukir oleh peserta Kontingen Kota Lhokseumawe pada PKA-8 di Museum Aceh, pada Selasa (7/11/2023). 

Bahan ranup gaca (inai):

- Gaca yang sudah digiling
- Gaca yang belum digiling
- Gula, kopi, teh dan roti (untuk orang yanng bekerja menggiling inai)

Boh gaca dilakukan di rumah dara baroe.

Hal lain yang perlu disiapakan dalam tatacara menggiling gaca:

- Batu gilingan
- Tika duk (tikar) 3 lapis
- Ija (kain warna-warni) 7 lapis
- Bahan seunijuek

Baca juga: Begini Suasana Museum Aceh Jelang Gebyar PKA

Baca juga: Sejumlah Produk Binaan Lembaga Pemerintah Dipamerkan di Expo Pembangunan PKA

Baca juga: Hati-hati, Copet Mengintai Pengunjung PKA

Tata cara penggilingan inai (gaca):

- Batu gilingan dipeusijuek sekalian dengan dara baro diiringi shalawat badar.

- Penggilingan inai dilakukan secara bergantian oleh orang yang dituakan dalam keluarga seperti nenek dari dara baro dan dari sebelah ibu.

Setiap pergantian orang menggiling satu persatu, diawali memakaikan inai di telunjuk kanan dara baro.

Kemudian, menyematkan kain warna-warni di atas kepala satu persatu secara bergantian.

Kain berwarna putih memiliki makna segala sesuatu pekerjaan dimulai dengan bersih hati dan jiwa.

Warna hitam memiliki makna ketegasan atau ketetapan hati.

Warna hijau memiliki makna kiranya dapat menjalankan segala perintah yang diturunkan oleh Allah SWT.

Hal ini menunjukkan keagamaan dan keimanan kita.

Warna kuning melambangkan kerajaan dan kejayaan, serta merah melambangkan keberanian, ketegasan, semangat, gairah, dan cinta

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved