Rohingnya

Pengungsi Rohingya Buat Masyarakat Aceh Kesal

Pengungsi Rohingnya terus berdatangan ke Aceh sehingga membuat masyarakat Aceh dan warga +62 dibuat kesal dengan terus berdatangan

Penulis: Dedek Sumarnim | Editor: Jamaluddin
For Serambinews.com
Pengungsi Rohingya yang mendarat di Sabang beberapa waktu lalu. 

Sementara itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali, mengatakan, pemerintah pusat jangan abai terhadap apa yang menimpa masyarakat Aceh.

Hal itu terkait provinsi paling ujung barat Indonesia ini yang tak henti-hentinya kebanjiran pengungsi Rohingya.

Baca juga: BRAT GAWAT, Rohingya Komplain Tak Puas Diberi Porsi Nasi Sedikit

Sebab, menurutnya, selama ini pemerintah pusat sudah abai soal human trafficking (perdagangan manusia) pengungsi Rohingya, sehingga berimbas ke masyarakat Aceh.

"Penting kita dorong ini pemerintah pusat jangan abai atau tidak peduli terhadap apa yang menimpa masyarakat Aceh dalam rangka memberikan bantuan kepada Rohingya," kata Faisal Ali dalam program Serambi Spotlight yang dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali, di Studio Serambinews.com, Rabu (22/11/2023).

Ketua MPU Aceh itu bercerita, dulu pihaknya pernah membicarakan masalah ini ke Pemerintah Aceh masa Gubernur Nova Iriansyah agar dicarikan solusi.

Kemudian, Pemerintah Aceh sudah mengirim surat ke pemerintah pusat karena persoalan ini berurusan dengan warga negara asing, bukan tanggung jawab daerah.

"Selama ini warga Aceh sudah sangat peduli, bahkan dulu kita kumpul beras kita antar.

Luar biasa masyarakat kita," ungkap ulama yang akrab disapa Lem Faisal, ini.

"Makanya kalau ada penolakan ini bukan murni, karena masyarakat kita tetap peduli dan empati walau dengan hal-hal kecil," tambahnya.

Ketua MPU Aceh itu juga menyebutkan, penolakan etnis Rohingya yang terdampar bukan murni dari masyarakat Aceh.

Baca juga: KA LOEM, Seratusan Pengungsi Rohingya Terdampar Lagi di Sabang

Menurutnya, sejak dulu masyarakat Aceh sangat berempati pada pengungsi Rohingya dan berusaha memberikan bantuan sebisa mungkin.

Meski demikian, pihaknya kini menyesalkan soal penolakan kapal etnis Rohingya di beberapa tempat di Aceh dalam beberapa hari terakhir.

"Dan ini sangat kita sesalkan karena penolakan ini hasil pendalaman kami tidak murni datang dari masyarakat," kata Lem Faisal.

"Ada semacam provokasi dari pihak tertentu yang membuat masyarakat melakukan penolakan dan penolakan ini bukan jiwa masyarakat Aceh," ungkap Lem Faisal.

Sebab, kata Tgk Faisal Ali, peribahasa "peumulia jamee adat geutanyoe (memuliakan tamu adat kita)" sudah menjadi budaya masyarakat Aceh sejak bertahun-tahun lalu.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved