Kajian Islam

Apakah Curhat Termasuk Ghibah? Simak Penjelasan Buya Yahya

Apakah curhat kepada teman atau orang terdekat termasuk ghibah, ada hal-hal yang harus dibatasi agar curhat tak terjerumus ke ghibah.

Penulis: Sahasnataini | Editor: Jamaluddin
prohaba.co
Buya Yahya. 

Menurut Buya Yahya, setiap masalah yang kita hadapi boleh saja diceritakan kepada seseorang yang tepat . Misalnya ustaz atau ustazah serta praktisi di bidangnya.

PROHABA.CO Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap ghibah dan curhat?

Seseorang sering berkeluh kesah--biasanya disebut curhat--kepada teman atau orang terdekatnya ketika sedang gelisah atau dilanda masalah dalam kehidupannya.

Namun apakah curhat kepada teman atau orang terdekat termasuk ghibah?

Dilansir dari tribun-medan.com, Pendakwah Prof KH Yahya Zainul Ma'arif Lc MA PhD atau sering disapa Buya Yahya menjelaskan, ada hal-hal yang harus dibatasi agar curhat tak terjerumus ke ghibah.

Menurut Buya Yahya, setiap masalah yang kita hadapi boleh saja diceritakan kepada seseorang yang tepat .

Misalnya ustaz atau ustazah serta praktisi di bidangnya.

Baca juga: Wanita Sedang Haid Dapat Melakukan Ziarah Kubur? Simak Penjelasan Buya Yahya

Baca juga: Manfaat Mendoakan Kebaikan Bagi Orang Lain, Begini Penjelasan Buya Yahya

Curhat menjadi hal umum yang dilakukan seseorang dalam mencari solusi dari masalah yang ia hadapi atau mengeluarkan kegelisahan yang ia pendam.

Buya Yahya menjelaskan, ada sebagian orang yang mempunyai tugas sebagai tempat mengadu atau curhat misalnya ustaz dan ketua majelis.

"Apakah tidak boleh jamaahnya curhat?

Kita tidak mengatakan jangan ada orang curhat.

Jika ada orang yang datang kepada ustaz berarti atas dasar husnudzhon, insya Allah benar karena tidak ngomong dengan sembarang orang, harapannya ada solusi, itu sah," jelas Buya Yahya.

Hal ini bukan berarti menceritakan aib atau kejelekan keluarga, melainkan mengupayakan solusi dari masalah tersebut kepada ustaz atau ketua majelis.

Jika curhat dengan sembarang orang dikhawatirkan menyebar dan jadi bahan gunjingan, makan bagi Anda atau para ustaz yang mampu menyelesaikan, maka selesaikan.

"Namun jika tidak mampu diselesaikan, antarkan orang itu kepada orang yang bisa menyelesaikan," paparnya.

Jangan sampai tidak tahu namun berlaga sok tahu, karena ini masalah agama.

Namun jika ada orang curhat kepada orang yang tidak ada hubungannya dengan masalah itu dan bukan ustaz, maka sebisa mungkin curhat tersebut distop dari awal.

Sebab, curhat dengan sembarang orang atau bukan ustaz dan praktisi di bidangnya, maka hal itu bisa menjadi masalah di kemudian hari.

Baca juga: Apa Penyebab Hati dan Hidup Menjadi Tidak Tenang? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Baca juga: Hati Tidak Tenang, Gelisah dan Gundah? Amalkan Doa Berikut Agar Lebih Tentram

Misalnya, masalah tersebut diumbar ke orang lain, padahal yang curhat beramabat agar masalah yang diceritakan dirahasiakan.

"Apabila mampu untuk menyelesaikan meski bukan ustaz maka selesaikan.

Jka tidak mampu, maka bisa bantu orang itu untuk mendatangi ustaz.

Sehingga Anda tidak termasuk orang yang mengadu domba atau menerima pengadudombaan," terang Buya Yahya.

Ia menambahkan, kadang kala ustaz bisa mengalami depresi halus, sebab menyimpan banyak sekali rahasia dan aib jamaahnya.

"Jika bocor atau jebol rahasia itu maka neraka.

Itulah risiko jadi ustaz.

Namun, kalau Anda benar, pangkatnya tinggi di hadapan Allah," pungkas Buya Yahya. (Penulis adalah mahasiswi internship dari Universitas Malikussaleh, Aceh Utara)

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved