Pelantikan Bupati Aceh Tamiang

Mualem Lantik Armia Pahmi-Ismail, Tidak ada Perantara dan Dukung Hapus Barcode

 Gubernur Aceh Muzakir Manaf, resmi melantik Irjen Pol (Purn) Armia Pahmi dan Ismail sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang periode 2025-2030.

Editor: Muliadi Gani
Dok Humas
PELANTIKAN BUPATI - Gubernur Aceh, Muzakir Manaf melantik Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi dan Ismail, Senin (17/2/2025) malam. Pemkab Aceh Tamiang mendukung penuh usulan penghapusan barcode BBM dan pengukuran ulang HGU. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

PROHABA.CO, KUALASIMPANG - Gubernur Aceh Muzakir Manaf, resmi melantik Irjen Pol (Purn) Armia Pahmi dan Ismail sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang periode 2025-2030.

Proses pelantikan dilangsungkan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) di Gedung DPRK Aceh Tamiang pada Senin (17/2/2025) malam, 

Setelah acara pelantikan, Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Bupati Aceh Tamiang, Irjen Pol (Purn) Armia Pahmi saling puji.

Keduanya pun menjunjung tinggi menjalankan amanah sebagai pemimpin daerah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Saling lempar pujian ini terjadi saat Mualem melantik Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi dan Ismail di Gedung DPRK Aceh Tamiang, Senin (17/2/2025) malam.

 Awalnya Mualem menyampaikan pesan agar seluruh bupati dan wali kota membangun komunikasi dengan Pemerintah Provinsi.

Komunikasi ini penting untuk percepatan pelaksanaan program janji politik saat kampanye.

Mualem kemudian mendukung penuh penuh Pemkab Aceh Tamiang untuk kemitraan.

 Dia menegaskan antara dirinya dengan Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi tidak berjarak.

“Ketika masa kampanye saya katakan, Pak (Armia) Pahmi jika kita menang, Alhammdulillah sudah menang, tidak ada perantara antara Gubernur dengan Pak Pahmi,” kata Mualem yang disambut tepuk tangan undangan.

Dalam kesempatan itu, Mualem memberi beberapa saran kepada Armia Pahmi dan Ismail.

 Hal terpenting kata dia, pasangan pejabat baru ini harus bisa menjadi bupati dan wakil bupati masyarakat Aceh Tamiang, bukan lagi sebagai pemimpin satu kelompok pendukung.

Dia jugaa menyarankan selalu melibatkan akademisi dalam merancang pembangunan daerah, dan harus bisa menciptakan program pembangunan yang menyentuh hati masyarakat.

“Doa para ulama juga penting, jangan tinggalkan ulama,” kata dia.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved