Tren Pencampuran Dua Merek Vaksin yang Berbeda, Apakah Lebih Ampuh ? Ini Kata WHO

Editor: IKL
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vaksin Covid-19 dari Pfizer dan AstraZeneca. Pencampuran vaksin dari 2 merek berbeda menjadi tren di beberapa negara, seperti Kanada dan Thailand. Namun, apakah WHO merekomendasikan cara ini?

Di negara-negara itu, mayoritas orang bahkan belum mendapatkan dosis pertama untuk melindungi mereka dari COVID-19, termasuk varian delta.

Sehingga tidak etis bagi negara kaya untuk mendapatkan suntikan ketiga, sementara negara miskin belum mendapat sama sekali.

Apakah WHO Melarang Otoritas Kesehatan untuk Mencampurkan Dosis Vaksin?

Tidak. Justru sebaliknya.

"Pada konferensi pers Global tentang COVID 19, Dr. Soumya Swaminathan menjelaskan bahwa individu tidak boleh memutuskan sendiri, tetapi lembaga kesehatan masyarakat boleh, berdasarkan data yang tersedia," kata WHO dalam sebuah pernyataan kepada CBC News, Selasa.

Swaminathan juga mengirimkan tweet untuk memberi klarifikasi ketika pernyataannya itu ramai di Twitter.

Klarifikasi Swaminathan (Twitter) 

"Konteks sangat penting," kata spesialis penyakit menular Dr. Isaac Bogoch kepada CBC News Network, Selasa.

Dia mengatakan pejabat WHO itu membicarakan orang-orang yang telah menerima vaksin dua kali tetapi kemudian ingin mendapatkan tambahan vaksin lagi.

Swaminathan mengatakan panduan tentang pencampuran dan pencocokan vaksin harus dikeluarkan oleh lembaga kesehatan masyarakat.

"Ketika badan kesehatan masyarakat dan komite penasihat membuat rekomendasi, termasuk pada jadwal campuran, itu didasarkan pada data," kata Dr. Carolyn Quach-Thanh, spesialis penyakit menular pediatrik dan ahli mikrobiologi medis di Chu Ste. Justine di Montreal.

"Kami tidak hanya melihat imunogenisitas dan kemanjuran, tetapi juga perlu memastikan bahwa rejimen tersebut aman," kata Quach-Thanh kepada CBC News pada hari Selasa.

Apakah Kanada Berhasil dengan Metode Pencampuran Vaksinnya?

Vaksin Pfizer dan Vaksin Moderna (AFP) 

Ya. Para ahli penyakit menular dan ahli epidemiologi setuju bahwa pencampuran dua vaksin lebih efektif.

Karena semakin banyak orang yang divaksinasi, kasus COVID-19 menurun dengan cepat di seluruh negeri, seperti halnya rawat inap dan kematian.

"Melengkapi vaksinasi dengan mendapatkan dosis kedua sangat penting untuk mencapai perlindungan yang optimal dan tahan lama terhadap COVID-19 dan penyakit parah," kata PHAC dalam sebuah pernyataan email kepada CBC News, Selasa.

Halaman
123