Terima kasih Kementerian Agama," sambungnya.
Baca juga: Beasiswa S1-S3 CIMB ASEAN, Kuliah Gratis dan Tunjangan
Tetapi saat sudah berada di Korea Selatan, Ibu yang sangat disayangi dan selama ini dirawat, meninggal dunia.
Duka makin terasa pilu karena saat itu ia masih berada di Korea Selatan.
Sehingga dia tidak bisa mengurus jenazah ibunya hingga dimakamkan.
"Namun saya tetap kuat dan harus meneruskan perjuangan ibu, agar bisa menjadi orang bermanfaat untuk semua orang," kata dia.
Adib mengatakan saat itu ibunya sempat membaik sehingga dia bisa ikut kompetisi riset di Korea Selatan.
Meski begitu, Adib percaya Tuhan memiliki rahasia sendiri saat itu.
Tetap berangkat ke Amerika Pengalaman selama kuliah di Amerika tetap menyenangkan baginya.
"Batal masuk Columbia University, Alhamdulillah saya diterima di Rochester Institute of Technology, salah satu universitas bergengsi juga di AS," ucapnya penuh syukur.
Meski hanya 6 bulan, kesempatan kuliah di sana tidak boleh disia-siakan.
Adib mencoba mempersiapkan segala sesuatunya, sesuai kemampuannya, sembari menunggu jadwal keberangkatan.
"MOSMA Kemenag ini merupakan langkah awal bagi saya untuk bisa terbang dan terus tholabul ilmi di berbagai negara, dan terus berupaya menemukan sesuatu yang baru.
Mari kita buktikan bahwa anak desa juga bisa," pungkasnya.
(kompas.com)
Baca juga: Wapres RI Kuliah Umum dan Luncurkan Buku di UIN Ar-Raniry
Baca juga: Bantuan KIP Kuliah 2023 Capai Rp 12 Juta Per Semester, Segera Daftar
Baca juga: USM Aceh Sediakan Beasiswa Internasional Student
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Adib, Marbot Masjid yang Bisa Kuliah IT di Kampus Amerika",