Gempa Maroko

Seismolog Ungkap Beberapa Penyebab Gempa Maroko Begitu Mematikan

Editor: Jamaluddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga berjalan melewati rumah-rumah yang hancur akibat gempa bumi di desa pegunungan Tafeghaghte, barat daya Kota Marrakesh, Maroko, pada Sabtu, 9 September 2023.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) menyebutkan, belum pernah ada gempa bumi yang lebih kuat dari magnitudo 6,0 dalam radius 500 kilometer dari pusat gempa pada Jumat itu, setidaknya dalam satu abad terakhir.

PROHABA.CO, RABAT - Seismolog (ahli gempa bumi) dari University of Oxford, Richard Walker, mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan gempa Maroko yang terjadi pada Jumat (8/9/2023) malam lalu begitu mematikan.

Seperti diketahui, gempa bumi 6,8 Skala Richter (SR) yang mengguncang sebagian besar wilayah Maroko menyebabkan banyak korban cedera dan meninggal dunia, terutama di Kota Marrakesh, Taroudant, dan Chichaoua.

Pusat gempa itu berada di Pegunungan Atlas, sekitar 70 kilometer di selatan Kota Marrakesh, Provinsi Al Haouz.

“Gempa bumi ini terjadi di wilayah yang jumlah penduduknya relatif besar dan jenis bangunannya rentan terhadap guncangan gempa. Jadi, konstruksi bangunannya khas pedesaan yang menggunakan bata tanpa perkuatan,” jelas Walker dikutip dari Kompas.com.

“Satu fakta penting juga adalah bahwa gempa terjadi pada malam hari, lewat pukul 11 malam waktu setempat, ketika orang-orang berada di rumah dan sudah tidur. Jadi, banyak orang terjebak di dalam reruntuhan," tambahnya, seperti dikutip dari Associated Press (AP).

Badan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) menyebutkan, belum pernah ada gempa bumi yang lebih kuat dari magnitudo 6,0 dalam radius 500 kilometer dari pusat gempa pada Jumat itu, setidaknya dalam satu abad terakhir.

Lebih dari 60 tahun yang lalu, bagian pantai barat Maroko juga pernah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5,8 yang menewaskan lebih dari 12.000 orang dan meruntuhkan kota Agadir di barat daya Marrakesh.

Bencana itu kemudian mendorong adanya perubahan peraturan mengenai tata bangunan di Maroko.

Namun, masih saja banyak bangunan yang tidak tahan gempa, terutama rumah-rumah di pedesaan.

Maroko bagian utara lebih sering mengalami gempa bumi, termasuk gempa berkekuatan 6,4 skala Richter pada tahun 2004 dan berkekuatan magnitudo 6,3 pada tahun 2016.

Tahun ini, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Suriah dan Turkiye, yang menewaskan lebih dari 21.600 orang.

Baca juga: Korban Meninggal Gempa Maroko Capai 2.012 Orang, Presiden Jokowi Sampaikan Duka Cita Mendalam

“Jika dibanding dengan Turkiye, retakan akibat gempa Turkiye itu mencapai 350 kilometer.

Jadi, kerusakannya tersebar di beberapa wilayah,” papar Remy Bossu, Kepala Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC).

“Skala bencananya jauh lebih besar di Turki.

Tapi tetap saja, yang terjadi di Maroko adalah gempa bumi yang kuat,” lanjutnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 300.000 orang terkena dampak gempa itu.

Dengan mengendarai truk dan helikopter, tentara Maroko dan tim SAR di sana sedang berjuang untuk mencapai kota-kota pegunungan terpencil yang hancur akibat gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.400 orang itu.

“Ini jelas masa yang sulit, apalagi saat ini masyarakat sedang berusaha membersihkan reruntuhan.

Tentunya jika terjadi guncangan lagi, sisa bangunan lainnya bisa saja runtuh,” jelas Bossu.
“Ini adalah masalah keamanan yang serius bagi tim penyelamat saat ini.

Warga juga selalu disarankan untuk tidak kembali ke dalam rumah.

Rumah-rumah tersebut telah rentan akibat gempa pertama, dan mungkin akan runtuh jika terjadi gempa susulan,” tambahnya.

Gempa Maroko terjadi akibat tabrakan lempeng tektonik Afrika dan Eurasia pada kedalaman yang relatif dangkal, sehingga menjadikannya semakin berbahaya.

Gempa susulan juga sudah terjadi di zona tersebut.

“Semua aktivitas seismik di kawasan Euro-Mediterania, mulai dari Portugal hingga Turki, terkait dengan lempeng tersebut.

Lempeng Afrika bergerak ke utara dan bertabrakan dengan lempeng Eurasia,” terang Bossu. Menurut dia, aktivitas seismik ini jauh lebih aktif di Turkiye dan Yunani.

"Sedangkan di bagian barat, aktivitasnya kurang aktif.

Jadi, pergerakan lempeng biasanya hanya beberapa milimeter per tahun.

Tapi, jika diakumulasikan selama berabad-abad, tentu saja pergeserannya menjadi signifikan. Itulah sebabnya ada aktivitas seismik aktif di seluruh wilayah di kawasan Pegunungan Atlas itu, karena terkait dengan pergerakan lempeng ke utara,” jelasnya.

Seismolog Richard Walker mengatakan becana gempa Maroko ini adalah masa yang sangat kritis.

“Orang-orang berusaha mencari mereka yang terkena dampak gempa, berusaha menemukan korban yang selamat.

Semakin cepat hal ini dilakukan, semakin besar peluang kita untuk menemukan korban yang selamat,” ujarnya.

Sayangnya, kata dia, dampak gempa masih terus berlanjut.

"Akan banyak orang yang kehilangan tempat tinggal, kehilangan orang terdekat, terkena dampak buruk dari gempa ini, dan hal ini akan terus berlanjut sampai musim dingin tiba.

Jadi, tahukah Anda, meskipun bencananya telah terjadi, dampaknya dan kebutuhan akan bantuan sebenarnya akan terus ada hingga beberapa bulan ke depan,” jelas Walker. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebab Gempa Maroko Begitu Mematikan"

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News