PROHABA.CO, YERUSALEM - Aksi pemboman yang dilakukan Israel terhadap wilayah Gaza dikecam oleh United Nations Children's Fund (UNICEF) dikarenakan serangan yang selama ini terjadi telah menyebabkan 2.360 anak meninggal dunia.
UNICEF terus berupaya menyerukan gencatan senjata segera dan memberikan akses bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan dan tanpa hambatan.
Terdapat sebanyak 5.364 anak di Gaza terluka dalam serangan yang tak henti-henti oleh pasukan militer Israel.
Pada 7 Oktober lalu kelompok pasukan perjuangan Hamas nelancarkan serangan mendadak terhadap Israel yang menyebabkan lebih 1.400 orang tewas.
Lalu militer Israel membalas tanpa henti dengan cara membom Gaza sehingga menyebabkan 5.791 orang meninggal dunia dan sebagian besar korban jiwa tersebut merupakan anak kecil.
Melansir dari Aljazeera, "Situasi di Jalur Gaza semakin menodai hati nurani kita.
Tingkat kematian dan cedera pada anak-anak sungguh mengejutkan," kata Adele Khodr, direktur regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.
Hampir setiap anak di Jalur Gaza mengalami trauma yang berat dan berlebihan dikarenakan kehancuran yang meluas efek dari serangan tanpa henti dan tanpa ampun.
Bukan hanya itu saja, kekurangan kebutuhan sehari-hari seperti makan, air, dan obat-obatan juga menjadi faktor yang membuat anak di Gaza mengalami trauma yang berat.
UNICEF menyebutkan bahwa Lonjakan jumlah korban yang sangat mengkhawatirkan terjadi di tepi barat Gaza.
Sebanyak 28 anak meninggal dunia dan setidaknya 160 orang dilaporkan menderita luka-luka.
UNICEF mengatakan 30 anak dilaporkan tewas dalam kekerasan baru-baru ini di Israel, sementara puluhan anak lainnya masih ditahan di Gaza setelah Hamas menawan sekitar 220 orang.
“Pembunuhan dan pencacatan terhadap anak-anak, penculikan anak-anak, penyerangan terhadap rumah sakit dan sekolah, serta penolakan akses kemanusiaan merupakan pelanggaran berat terhadap hak-hak anak,” kata Khodr.
“UNICEF segera menghimbau semua pihak untuk menyetujui gencatan senjata, mengizinkan akses kemanusiaan dan membebaskan semua sandera.
Bahkan perang pun mempunyai aturan. Warga sipil harus dilindungi, khususnya anak-anak, dan segala upaya harus dilakukan untuk menyelamatkan mereka dalam segala situasi.”
Baca juga: Israel Serang Kamp Pengungsian Jabalia di Gaza, 30 Orang Meninggal