"Kami mengambil pendekatan berbasis risiko terhadap keamanan siber dengan menghapus akses untuk aplikasi-aplikasi seperti ini di perangkat seluler pemerintah," ujarnya.
PROHABA.CO - WeChat merupakan aplikasi milik Tiongkok yang terkadang disebut sebagai aplikasi yang mencakup beberapa aplikasi lainnya.
Seperti WhatsApp (WA), Facebook, Amazon, dan Tinder yang semuanya seperti berada dalam satu aplikasi, namun pemerintah negara-negara Barat memiliki kekhawatiran mengenai WeChat.
Terutama karena aplikasi tersebut diduga digunakan untuk memata-matai penggunanya.
Dilansir dari BBC, pada Selasa (31/10/2023), WeChat adalah salah satu aplikasi yang paling populer di Asia Tenggara dan komunitas diaspora Tiongkok.
Baca juga: Kebijakan Baru Elon Musk Oktober 2023 Aplikasi X Mulai Berbayar, Rp 15.000 Per Tahunnya
Presiden Dewan Keuangan Kanada, Anita Anand, dalam sebuah pernyataan, mengatakan, hingga kini memang belum ada bukti kongkrit yang menunjukkan bahwa informasi pemerintah sudah dibobol WeChat.
"Kami mengambil pendekatan berbasis risiko terhadap keamanan siber dengan menghapus akses untuk aplikasi-aplikasi seperti ini di perangkat seluler pemerintah," ujarnya.
Kanada juga mengambil tindakan terhadap Kaspersky yang berjalan di Rusia, sebuah perusahaan keamanan siber.
Pengguna diharuskan untuk mengahapus aplikasi tersebut dan diblokir agar tidak dapat mengunduhnya di masa mendatang.
Baca juga: Kominfo Tutup Akses Aplikasi Judi Slot Higgs Domino Island
Meskipun TikTok mendapatkan banyak isu terhadap keamanannya, banyak pakar keamanan percaya bahwa WeChat menimbulkan ancaman yang lebih besar.
Aplikasi ini kurang mendapat perhatian karena tidak digunakan sebanyak TikTok oleh pegawai pemerintah di Amerika Utara.
Mantan Presiden AS, Donald Trump, juga mencoba melarang aplikasi tersebut pada tahun 2020 berdasarkan perintah eksekutif, tapi aplikasi tersebut diblokir oleh perintah. (Penulis adalah mahasiswa internship dari Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat)
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News