Bagaimana tidak, aksi berbalas gol harus ditentukan lewat penalti.

Jerman yang sudah unggul 3-2 dalam waktu normal harus menerima kenyataan dengan gol ketiga yang dicetak Agustin Ruberto di penghujung waktu tambahan.

Beruntungnya, dua penendang penalti Argentina gagal melaksanakan tugasnya, sementara Jerman gagal satu pemain dengan skor akhir penalti 4-2.

"Saya mengatakan sejak awal kami merindukan untuk kembali ke sepak bola Jerman di tahun 1980-an dan 1990-an," ucap Christian Wuck yang menyulap Moerstedt dan kolega dengan ciri khas permainan timnas Jerman pada era tersebut.

Yakni bagaimana menemukan cara untuk meraih kemenangan dalam keadaan sulit.

"Untuk tidak menyerah dan menjadi tim yang sesungguhnya.

Dan ini adalah sebuah tim papan atas," jelasnya dikutip dari FIFA.

Baca juga: Amara Diouf di Piala Dunia U17, Sensasi Talenta Remaja 15 Tahun

Langkah Prancis

Pemain Prancis, Yvann Titi teringat akan laga semifinal EURO U17 2023 menghadapi Spanyol saat melawan Mali di semifinal Piala Dunia U17.

Prancis ketika itu tertinggal lebih dulu sebelum membalikkan keadaan menjadi 3-1 untuk melenggang ke final.

Les Bleuets julukan -Prancis Muda-, dikejutkan dengan gol Ibrahim Diarra, kapten Mali di babak pertama.

Dominasi serangan Mali seakan memberikan cobaan, dan Ibrahim Diarra menjadi pemain pertama yang berhasil membobol gawang Prancis dalam kejuaraan ini.

Diketahui sebelumnya, Prancis tak pernah kebobolan selama fase grup bahkan saat menang penalti melawan Senegal.

"Hal yang sama juga terjadi saat melawan Spanyol di EURO U17," ucap Titi.

"Kami kalah 1-0 dan kami bangkit.