Warisan Budaya

Unesco Resmikan Jamu Jadi Warisan Budaya Takbenda, Berikut Jenis dan Manfaatnya

Penulis: Rizka Amanda
Editor: Jamaluddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jamu resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb)Unesco.

Jamu dianggap salah satu obat tradisional warisan nenek moyang secara turun temurun dan masih dikonsumsi hingga saat ini.

Selama ini, Budaya Sehat Jamu sudah dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia untuk pencegahan, pengobatan, pemulihan, serta pemeliharaan kesehatan dan kecantikan.

Baca juga: Titik Nol Kesultanan Aceh Gampong Pande Penuhi Syarat Didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

Jamu, asal katanya dari bahasa Jawa kuno yaitu jampi atau usodo.

Kata jampi atau usodo artinya penyembuhan menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa.

Minuman ini sudah memegang peran penting dalam pemeliharaan kesehatan dan kebugaran masyarakat Nusantara sejak ratusan tahun silam.

Karena itu, pengajuan jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia ke Unesco diharapkan mampu membuat Budaya Sehat Jamu semakin dikenal di ranah internasional.

Selain itu, jamu yang sudah menjadi kearifan lokal sejak zaman nenek moyang dapat memberikan sumbangsih untuk 'menyehatkan dunia'.

Dengan masuknya Jamu dalam daftar tersebut, maka menambah daftar Warisan Budaya Takbenda dunia asal Indonesia.

Manfaat jamu untuk kesehatan pun sangat banyak.

Salah satunya, membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

Sebab, jamu merupakan racikan dari rempah-rempah seperti temulawak, jahe, atau kunyit yang mengandung berbagai nutrisi baik.

Berikut jenis dan manfaat jamu bagi tubuh:

Baca juga: Selamat! Indonesia Jadi Anggota Dewan Eksekutif Unesco 2023-2027

1. Kunyit asam

Kunyit asam merupakan jenis jamu tradisional yang sudah lama dikenal sebagai pengobatan herbal untuk nyeri haid.

Manfaat ini diperoleh dari senyawa alami curcumin pada jamu kunyit asam yang mampu mengurangi produksi senyawa prostaglandin yang menyebabkan nyeri, termasuk nyeri haid.

Halaman
1234