Hanya beberapa saat di lokasi, orang-orang Rohingya ini kembali dibawa ke Saree, dan hendak ditempatkan di Camp Pramuka, Saree, Aceh Besar.
Namun, lagi-lagi terjadi penolakan dari warga sekitar, sehingga menjelang dinihari tadi, dibawa kembali ke depan Kantor Gubernur Aceh, di Jalan Teuku Nyak Arief, Banda Aceh.
Saat Serambinews.com berada di lokasi, sekira pukul 8.30 pagi tadi, tidak terlihat petugas UNHCR di lokasi.
Hanya ada beberapa relawan dari LSM lokal, PMI, dan RAPI yang terlihat bekerja keras menangani para Rohingya ini.
“Kami dari tadi malam belum tidur mengurus mereka. Kasihan juga.
Tapi kita juga tidak bisa salahkan warga yang menolak.
Baca juga: WADUH, Pengungsi Rohingya Rusak Gedung dan Kabur di Lhokseumawe
Baca juga: Tolak Rohingya Mendarat, Warga Jangka Bireuen Kirim Bantuan Sembako ke Boat, Tapi Malah Dibuang
Yang kami sesalkan, pihak UNHCR tidak hadir di sini, saat ini,” ungkap relawan LSM lokal yang tak mau disebutkan namanya ini.
Diberitakan sebelumnya, warga Gampong Lamreh menolak keras kedatangan pengungsi Rohingya dan meminta UNHCR memindahkan mereka ke tempat lain.
Terjadi perundingan yang alot saat warga setempat berbincang dengan UNHCR usai pengungsi Rohingya tiba.
"Kalau kami bilang tidak, tidak," ucap Jali, Warga Lamreh dengan nada keras.
"Tidak ada musyawarah, lanjut aja terus (usir)," sambung warga lainnya.
Sikap UNHCR
Sementara Kepala Kantor UNHCR Indonesia, Ann Mayman melalui Protection Associate Faisal Rahman mengatakan, pihaknya hanya bisa menjamin makan dan kebutuhan para pengungsi.
Sementara mengenai tempat dan langkah penampungan selanjut, UNHCR menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah.
"Kami tetap menunggu petunjuk dari pemerintah, kami tak punya kuasa soal tempat, kami hanya ikut saja. Intinya UNHCR menunggu arahan pemerintah daerah," pungkasnya.(*)