Perang Hamas Israel

Joe Biden Panggil Nama Netanyahu dengan Kata Makian

Editor: Jamaluddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS, Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Sementara itu, serangan Israel ke Gaza telah berlangsung selama empat bulan.

Serangan tersebut membuat lebih dari 85 persen warga Gaza menjadi pengungsi.

Kini, ada lebih dari satu juta warga Palestina yang tinggal berdesak-desakan di tenda-tenda pengungsian di Kota Rafah.

Beberapa politikus Israel sudah meminta warga Palestina untuk tinggal di luar Gaza.

Adapun pemerintahan Netanyahu saat ini masih berencana melancarkan invasi darat di Rafah.

Hingga kini, pemerintah AS masih terus mendukung Israel meski beberapa waktu lalu Israel digugat oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan melakukan genosida di Gaza.

Di samping itu, pemerintah AS berulang kali mendesak parlemen AS agar menyetujui bantuan senjata senilai jutaan dolar untuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Meski demikian, pejabat AS mengklaim sedang mempertimbangkan untuk menangguhkan pengiriman senjata guna menekan Israel agar berhenti membunuh banyak warga sipil Palestina.

AS: Israel terlalu banyak bunuh warga Gaza

Beberapa waktu lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menganggap Israel terlalu banyak membunuh warga sipil di Gaza.

Menurut Blinken, Israel tidak bisa menjadikan serangan Hamas tanggal 7 Oktober 2023 sebagai dalih untuk melakukan ‘dehumanisasi’ terhadap warga sipil.

Karena itu, Blinken mengatakan negara Yahudi itu harus mengurangi korban warga sipil di Gaza.

Pernyataan itu dilontarkan Blinken saat konferensi pers di Tel Aviv, Israel, pada Rabu (7/2/2024) lalu.

Saat ini hubungan Israel dan AS terus merenggang karena Israel terus berperang melawan Hamas dan menolak usulan gencatan senjata.

Sementara itu, hasil survei belakangan ini menunjukkan bahwa dukungan warga Arab-Amerika terhadap calon presiden dari Partai Demokrat, itu menurun.

Halaman
123