Dobel-dobel derita kami di kampung," beber dia.
Dikatakannya, pemukiman dan ladang warga memang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), makanya tidak heran jika kedua satwa dilindungi itu kerap datang.
Keresahan warga ini sudah disampaikan ke kepala dusun hingga camat.
Ia yakin keresahan ini diketahui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut).
"Pernah ada polisi hutan datang.
Tim dari BBKSDA Sumut juga sudah datang membawa kandang jebak yang diangkut dengan mobil," katanya.
Dia berharap keresahan warga dapat ditangani pihak terkait.
Baik itu BBKSDA Sumut yang menangani satwa dilindungi di dalam maupun di luar kawasan konservasi serta Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dan lainnya.
"Ini sudah meresahkan warga. Jangan sampai ada korban di masyarakat lah," tutur dia.
Baca juga: Seorang Petani di Pidie Diinjak Gajah Liar, Begini Kronologinya
Camat Sei Lepan, Muhammad Iqbal saat dikonfirmasi pada Senin (22/4/2024) pagi, membenarkan informasi kemunculan harimau di Desa Mekar Makmur.
"Udah dtg BKSDA pak. Ijin bg .sampai saat ni dr TNGL dan BPKSDA sudah turun ke lokasi...akan mencari lg HS nya bg...mhon doa nya bang smoga cepat tertangkap," ujar dalam pesan teks. Iqbal mengirimkan foto mobil putih berlogo Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, yang berhenti.
Di atasnya terdapat kandang jebak yang diduga untuk menangkap harimau yang sudah meresahkan warga di Langkat itu.
Dikonfirmasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin pagi, Humas BBKSDA Sumut, Nofriyeni mengatakan, sudah ada kandang jebak diturunkan ke lokasi.
"Kalo utk upaya, temen2 lapangan di lapangan memantau pergerakan harimau itu.
Utk harimau itu, apakah harimau yg di lepas itu, blm ada info bang," katanya.