Sang pemain dilaporkan meninggalkan Inggris tanpa izin klub, dan menggunakan fasilitas latihan milik mantan klubnya, Real Sociedad.
Aksi itu ditengarai sebagai kode kuat bahwa Isak ingin segera hengkang dari St James' Park.
Newcastle sendiri tidak membantah laporan bahwa Isak pergi tanpa pemberitahuan resmi, usai mengeluh mengalami cedera paha yang membuatnya absen dari tur pramusim ke Asia Timur.
Jika dinilai sudah melanggar peraturan internal, Isak terancam dikenai sanksi oleh klub.
Namun begitu, Newcastle bersikukuh bahwa mereka tidak akan melepas pemain tanpa nilai transfer yang sesuai dan rencana pengganti yang matang.
Newcastle United kini berada dalam posisi krusial.
Di satu sisi, mereka memiliki aset berharga dalam diri Alexander Isak, yang menjadi pilar penting di lini depan.
Namun di sisi lain, tekanan dari sang pemain serta godaan tawaran besar dari Liverpool bisa saja mendorong mereka mengambil keputusan penting dalam waktu dekat.
Meski begitu, jika Newcastle benar-benar menerima tawaran Rp2,4 triliun tersebut, sejatinya The Magpies akan meraih keuntungan besar secara finansial.
Pasalnya, saat mendatangkan Isak dari Real Sociedad pada tahun 2022, Newcastle hanya mengeluarkan dana sekitar Rp1,2 triliun.
Artinya, mereka berpeluang meraup keuntungan dua kali lipat dalam waktu tiga tahun, sebuah langkah transfer yang sangat menguntungkan dari sisi bisnis.
Sayangnya, Newcastle sudah menolak tawaran tersebut dan hanya ingin melepas Isak dengan harga minimal Rp3,2 trilun.
Harga mahal yang dipatok Newcastle untuk Alexander Isak juga didasarkan pada performa impresif sang pemain.
Dalam tiga musim terakhir, Isak sudah mencatatkan 62 gol dan 11 assist dari 109 penampilan di semua kompetisi.
Statistik itu menjadikan Isak sebagai salah satu penyerang paling konsisten di Premier League.