Demo di Aceh Barat

Demo Mahasiswa di DPRK Aceh Barat Ricuh, Satu Orang Terluka, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa di depan Gedung DPRK Aceh Barat pada Senin (1/9/2025) berakhir ricuh setelah massa memaksa masuk

Editor: Muliadi Gani
ISTIMEWA
DEMO DI MEULABOH - Suasana aksi demo yang berlangsung di Gedung DPRK Aceh Barat di Meulaboh, Senin (1/9/2025). 

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

PROHABA.CO, MEULABOH - Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa di depan Gedung DPRK Aceh Barat pada Senin (1/9/2025) berakhir ricuh setelah massa memaksa masuk ke dalam gedung dewan.

Aparat kepolisian membubarkan kerumunan dengan gas air mata dan semprotan air.

Kericuhan pecah sekitar pukul 17.15 WIB, ketika massa menerobos barikade untuk masuk ke ruang sidang.

Meski 30 perwakilan telah diizinkan masuk, peserta aksi menolak mekanisme tersebut dan tetap bersikeras masuk secara keseluruhan, memicu bentrokan dengan aparat.

Polisi akhirnya mengambil tindakan tegas menjelang pukul 18.00 WIB --batas waktu yang telah ditetapkan untuk penyampaian aspirasi.

Massa terpaksa mundur dan menyebar ke sekitar kawasan Simpang Pelor Meulaboh.

Satu mahasiswa dilaporkan mengalami luka dan saat ini dirawat secara medis.

Koordinator lapangan, Putra Rahmat, menyampaikan kekecewaan atas tidak tercapainya beberapa tuntutan, termasuk kegagalan bertemu langsung dengan Ketua DPRK Aceh Barat.

“Kami kecewa karena petisi tidak ditanggapi secara utuh,” ujar Putra yang juga menjabat sebagai Presiden Mahasiswa  (Presma) Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh.

Baca juga: Demo di DPRA Berakhir Ricuh, Polisi Dilempar, Perusuh Kabur

Baca juga: Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPR Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Adapun tuntutan mahasiswa mencakup pengesahan UU Perampasan Aset, evaluasi rekrutmen dan kinerja kepolisian, serta desakan pembebasan aktivis mahasiswa di berbagai daerah.

Mereka juga meminta evaluasi lembaga legislatif dan eksekutif oleh yudikatif.

Putra menyatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi jalannya aksi dan membuka opsi aksi lanjutan dalam waktu yang belum ditentukan.

Sementara itu, Anggota DPRK Aceh Barat, Ahmad Yani, mengatakan bahwa pihaknya telah membuka ruang dialog dengan mekanisme perwakilan.

Namun, penolakan terhadap mekanisme tersebut membuat situasi tak terkendali.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved