Korban Tak Lagi Sekolah, Pelaku Pemerkosaan Masih Bebas Berkeliaran
Nasib Nur (15) seorang siswi disalah satu SMA di Kota Siantar yang menjadi korban pemerkosaan JS kini semakin tak karuan
Editor:
Bakri
SIANTAR - Nasib Nur (15) seorang siswi disalah satu SMA di Kota Siantar
yang menjadi korban pemerkosaan JS kini semakin tak karuan. Pasalnya
selain rasa malu, ia juga merasa takut untuk bersekolah. Hal ini
dikatakan Nur yang didampingi ibunya usai dimintai keterangan oleh pihak
kepolisian di unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres
Siantar, Kamis (18/4).
Menurut informasi yang diterima di Mapolresta Siantar, Ini merupakan kali ketiga wanita ini dimintai keterangan oleh pihak kepolisian sejak membuat laporan pengaduan pada 08 Februari lalu.
Anak bungsu dari 3 bersaudara ini menceritakan, pertama sekali mengenal JS (pelaku,red) saat ada pertemuan Fokrat di warung Lilis Napitupulu, Jalan Rondahaim, Kelurahan Tanjung Pinggir beberapa tahun lalu. Selanjutnya ia kembali bertemu JS saat Nur tinggal dirumah Lilis. Saat itu ia membantu Lilis berjualan tuak, sedangkan JS adalah pelanggan di warung tersebut. Oleh Lilis, Nur diminta menemani JS minum tuak.
Meski sempat menolak, akhirnya Nur pun menyanggupi suruhan Lilis. Setelah para pengunjung pulang dan aktivitas berjualan usai, Nur mendapat panggilan telepon, ia melihat ada panggilan masuk dari nomor yang tak dikenalnya, Nur pun menjawab dan menanyakan perihal siapa penelpon tersebut.
Dari seberang telepon JS menjawab dan memberitahukan bahwa dirinya JS dan ingin lebih mengenal Nur. Merasa tidak pantas, Nur pun mengakhiri komunikasi telepon, namun ia kembali dihubungi dengan nomor yang berbeda. Kepada Nur, JS mengaku ia mendapat nomor tersebut dari Lilis.
Masih cerita Nur, Minggu siang persis di Bulan November 2012, JS datang bersama supirnya ke warung Lilis. Mereka memesan teh manis. Disaat yang sama, Nur yang duduk dimeja terpisah mengajak Br Pakpahan (tukang urut yang biasa dipanggilnya oppung) untuk jalan-jalan mengisi hari libur. “Ayoklah jalan-jalan kita ke kota opung dari pada suntuk di rumah aja,”kata Nur mengajak Br Pakpahan.
Namun pembicaraan tersebut terdengar oleh JS, sontak JS pun langsung menyambung dan mengajak Nur untuk jalan-jalan ke lokasi pemandian di karang anyer. “Ayoklah jalan -jalan kita ke Karang Anyer,”sambung JS seperti ditirukan Nur.
Tak ditanggapi oleh Nur, JS pun pergi dengan mobilnya. Setelah JS pergi selanjutnya opung mengajak Nur keluar, ia pun dibawa ke Jalan Bali. Ternyata disana JS telah menunggu. Akhirnya, mereka pun berangkat ke karang anyer dengan mobil JS.
Sesampainya di karang anyer, mereka pun minum disalah satu lokasi tenda, tak berapa lama Nur menerima SMS dari JS dan memintanya agar turun ke bawah, karena ada yang akan dibicarakan. Nur pun turun. Setelah bertemu ia dibawa ke salah satu penginapan. Setelah dibawa masuk kesalah satu kamar, pintu langsung dikunci. Dikamar itu, Nur disetubuhi oleh JS. Sore Harinya mereka pun melanjutkan perjalanan pulang ke Siantar.
Masih dikisahkan Nur perlakuan yang dialaminya berlanjut pada 14 Desember 2012 sekitar pukul 21.30 WIB. Ia diminta oleh Lilis untuk menemani JS membeli Mie goreng. Nnamun saat itu ia malah dibawa JS ke Jalan Sisingamangaraja, tepatnya di depan USI. JS memarkirkan Mobil dan menyetubuhi Nur didalam mobil Toyota Rush hitam tersebut sekitar pukul 22.00 WIB.
Hubungan mereka masih berlanjut pada 27 Januari 2013. Sekitar pukul 13.30 WIB dari rumah Lilis yang berada di Jalan Rondahaim, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba Nur di jemput oleh JS lalu dititipkan ke penginapan Sikhar di Jalan Viyata Yudha. Disana ia ditinggalkan bersama Godmen, lalu sekitar pukul 21.00 WIB JS datang dan kembali menyetubuhi Nur. Setelah menyetubuhi Nur, JS meninggalkan penginapan sekitar pukul 22.00 WIB. Sementara Nur ditinggalkan di Hotel tersebut. Keesokan harinya, sekitar pukul 09.00 WIB Nur dijemput oleh Godmen dan pacarnya Tiara.
Nur selanjutnya dibawa ke loket Simpati di Jalan Sisingamangaraja, malam harinya sekitar pukul 22.00 WIB dengan menumpang bus simpati ia dibawa ke Sibolga dan tiba pukul 05.00 WIB. Sesampainya di Sibolga mereka tinggal di rumah salah seorang br Siahaan. Disana Nur dan Tiara ditawarkan untuk bekerja di Kafe, Br Siahaan pun memberikan uang Rp 300 ribu kepada Godmen. Namun Nur menolak untuk bekerja di kafe, ia minta pulang ke Siantar. Br Siahaan pun meminta agar uangnya dikembalikan.
Di Sibolga Nur pernah diminta menemani seorang pria yang tak dikenalnya, ia dibawa ke suatu tempat yang gelap dan disetubuhi. Pada 30 Januari bersama Tiara, Nur pun pulang dari Sibolga dengan menumpang bus, sesampainya di Siantar mereka dijemput ke loket Simpati lalu dibawa oleh JS ke hotel flamboyan sekitar pukul 06.00 WIB. Disana ia ditinggalkan bersama Tiara. Hingga keesokan harinya sekitar pukul 04.00 WIB dan akhirnya Nur dijemput oleh Lilis dan pacarnya dengan sepeda motor lalu di bawa ke Simpang Rami, Jalan Medan.
Dari sana bersama Lilis mereka pergi ke Medan, tepatnya ke rumah kos Setiawati di jalan Pelajar, yang tak lain kakak kandung Nur. Sore harinya mereka pulang ke siantar bersama Lilis dan Setiawati. Mereka pulang ke rumah Lilis, dari sana kakak beradik ini diberi tumpangan sepeda motor untuk menemui tulangnya Hotman Pasaribu di Jalan Pisang. Oleh Tulangnya selanjutnya Nur diantar pulang ke rumah orang tuanya.
Ibu Nur (korban,red) LP (46) mengaku mulai mencari anaknya sejak tanggal 28 Januari dimana sejak tanggal tersebut Nur tidak pernah pulang lagi.
Selanjutnya bertemu dengan anaknya pada 1 Februari setelah Nur diantar tulangnya ke rumah. Seminggu kemudian 8 Februari, LP pun membuat laporan pengaduan ke Polres Siantar. “Saat ini Nur tak lagi bersekolah, selain karena malu ia juga takut karena ada isu Nur akan diculik. Sejak kasus ini kami pun gak berani lagi tinggal di tanjung pinggir,”kata LP.
Kepada wartawan LP menjelaskan sejak kasus tersebut dilaporkan dan mencuat di media sudah ada 3 kali kerabat JS datang ke rumahnya untuk menawarkan perdamaian. “Sudah tiga kali keluarganya datang ke rumah mau berdamai, termasuk MS salah seorang tokoh pemuda di Siantar,”katanya.
Kasat Reskrim Polresta Siantar, AKP Daniel Marunduri Sik membenarkan status JS Sudah tersangka, namun belum ditahan dengan alasan belum cukup bukti dan masih mencari saksi dan barang bukti yang ada.(tribunnews)
Menurut informasi yang diterima di Mapolresta Siantar, Ini merupakan kali ketiga wanita ini dimintai keterangan oleh pihak kepolisian sejak membuat laporan pengaduan pada 08 Februari lalu.
Anak bungsu dari 3 bersaudara ini menceritakan, pertama sekali mengenal JS (pelaku,red) saat ada pertemuan Fokrat di warung Lilis Napitupulu, Jalan Rondahaim, Kelurahan Tanjung Pinggir beberapa tahun lalu. Selanjutnya ia kembali bertemu JS saat Nur tinggal dirumah Lilis. Saat itu ia membantu Lilis berjualan tuak, sedangkan JS adalah pelanggan di warung tersebut. Oleh Lilis, Nur diminta menemani JS minum tuak.
Meski sempat menolak, akhirnya Nur pun menyanggupi suruhan Lilis. Setelah para pengunjung pulang dan aktivitas berjualan usai, Nur mendapat panggilan telepon, ia melihat ada panggilan masuk dari nomor yang tak dikenalnya, Nur pun menjawab dan menanyakan perihal siapa penelpon tersebut.
Dari seberang telepon JS menjawab dan memberitahukan bahwa dirinya JS dan ingin lebih mengenal Nur. Merasa tidak pantas, Nur pun mengakhiri komunikasi telepon, namun ia kembali dihubungi dengan nomor yang berbeda. Kepada Nur, JS mengaku ia mendapat nomor tersebut dari Lilis.
Masih cerita Nur, Minggu siang persis di Bulan November 2012, JS datang bersama supirnya ke warung Lilis. Mereka memesan teh manis. Disaat yang sama, Nur yang duduk dimeja terpisah mengajak Br Pakpahan (tukang urut yang biasa dipanggilnya oppung) untuk jalan-jalan mengisi hari libur. “Ayoklah jalan-jalan kita ke kota opung dari pada suntuk di rumah aja,”kata Nur mengajak Br Pakpahan.
Namun pembicaraan tersebut terdengar oleh JS, sontak JS pun langsung menyambung dan mengajak Nur untuk jalan-jalan ke lokasi pemandian di karang anyer. “Ayoklah jalan -jalan kita ke Karang Anyer,”sambung JS seperti ditirukan Nur.
Tak ditanggapi oleh Nur, JS pun pergi dengan mobilnya. Setelah JS pergi selanjutnya opung mengajak Nur keluar, ia pun dibawa ke Jalan Bali. Ternyata disana JS telah menunggu. Akhirnya, mereka pun berangkat ke karang anyer dengan mobil JS.
Sesampainya di karang anyer, mereka pun minum disalah satu lokasi tenda, tak berapa lama Nur menerima SMS dari JS dan memintanya agar turun ke bawah, karena ada yang akan dibicarakan. Nur pun turun. Setelah bertemu ia dibawa ke salah satu penginapan. Setelah dibawa masuk kesalah satu kamar, pintu langsung dikunci. Dikamar itu, Nur disetubuhi oleh JS. Sore Harinya mereka pun melanjutkan perjalanan pulang ke Siantar.
Masih dikisahkan Nur perlakuan yang dialaminya berlanjut pada 14 Desember 2012 sekitar pukul 21.30 WIB. Ia diminta oleh Lilis untuk menemani JS membeli Mie goreng. Nnamun saat itu ia malah dibawa JS ke Jalan Sisingamangaraja, tepatnya di depan USI. JS memarkirkan Mobil dan menyetubuhi Nur didalam mobil Toyota Rush hitam tersebut sekitar pukul 22.00 WIB.
Hubungan mereka masih berlanjut pada 27 Januari 2013. Sekitar pukul 13.30 WIB dari rumah Lilis yang berada di Jalan Rondahaim, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba Nur di jemput oleh JS lalu dititipkan ke penginapan Sikhar di Jalan Viyata Yudha. Disana ia ditinggalkan bersama Godmen, lalu sekitar pukul 21.00 WIB JS datang dan kembali menyetubuhi Nur. Setelah menyetubuhi Nur, JS meninggalkan penginapan sekitar pukul 22.00 WIB. Sementara Nur ditinggalkan di Hotel tersebut. Keesokan harinya, sekitar pukul 09.00 WIB Nur dijemput oleh Godmen dan pacarnya Tiara.
Nur selanjutnya dibawa ke loket Simpati di Jalan Sisingamangaraja, malam harinya sekitar pukul 22.00 WIB dengan menumpang bus simpati ia dibawa ke Sibolga dan tiba pukul 05.00 WIB. Sesampainya di Sibolga mereka tinggal di rumah salah seorang br Siahaan. Disana Nur dan Tiara ditawarkan untuk bekerja di Kafe, Br Siahaan pun memberikan uang Rp 300 ribu kepada Godmen. Namun Nur menolak untuk bekerja di kafe, ia minta pulang ke Siantar. Br Siahaan pun meminta agar uangnya dikembalikan.
Di Sibolga Nur pernah diminta menemani seorang pria yang tak dikenalnya, ia dibawa ke suatu tempat yang gelap dan disetubuhi. Pada 30 Januari bersama Tiara, Nur pun pulang dari Sibolga dengan menumpang bus, sesampainya di Siantar mereka dijemput ke loket Simpati lalu dibawa oleh JS ke hotel flamboyan sekitar pukul 06.00 WIB. Disana ia ditinggalkan bersama Tiara. Hingga keesokan harinya sekitar pukul 04.00 WIB dan akhirnya Nur dijemput oleh Lilis dan pacarnya dengan sepeda motor lalu di bawa ke Simpang Rami, Jalan Medan.
Dari sana bersama Lilis mereka pergi ke Medan, tepatnya ke rumah kos Setiawati di jalan Pelajar, yang tak lain kakak kandung Nur. Sore harinya mereka pulang ke siantar bersama Lilis dan Setiawati. Mereka pulang ke rumah Lilis, dari sana kakak beradik ini diberi tumpangan sepeda motor untuk menemui tulangnya Hotman Pasaribu di Jalan Pisang. Oleh Tulangnya selanjutnya Nur diantar pulang ke rumah orang tuanya.
Ibu Nur (korban,red) LP (46) mengaku mulai mencari anaknya sejak tanggal 28 Januari dimana sejak tanggal tersebut Nur tidak pernah pulang lagi.
Selanjutnya bertemu dengan anaknya pada 1 Februari setelah Nur diantar tulangnya ke rumah. Seminggu kemudian 8 Februari, LP pun membuat laporan pengaduan ke Polres Siantar. “Saat ini Nur tak lagi bersekolah, selain karena malu ia juga takut karena ada isu Nur akan diculik. Sejak kasus ini kami pun gak berani lagi tinggal di tanjung pinggir,”kata LP.
Kepada wartawan LP menjelaskan sejak kasus tersebut dilaporkan dan mencuat di media sudah ada 3 kali kerabat JS datang ke rumahnya untuk menawarkan perdamaian. “Sudah tiga kali keluarganya datang ke rumah mau berdamai, termasuk MS salah seorang tokoh pemuda di Siantar,”katanya.
Kasat Reskrim Polresta Siantar, AKP Daniel Marunduri Sik membenarkan status JS Sudah tersangka, namun belum ditahan dengan alasan belum cukup bukti dan masih mencari saksi dan barang bukti yang ada.(tribunnews)