Mengapa Tahun Kedua Pandemi Covid-19 Bisa Lebih Buruk?

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) Mike Ryan memperingatkan bahwa tahun kedua pandemi Covid-19 ..

Editor: Muliadi Gani
FOTO: SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI pandemi virus corona yang menyebabkan Covid-19. 

PROHABA.CO, NEW YORK – Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) Mike Ryan memperingatkan bahwa tahun kedua pandemi Covid-19, yakni tahun 2021 ini, mungkin lebih buruk dari situasi pandemi sebelumnya (tahun 2020).

Keadaan lebih buruk ini disebut Mike Ryan mungkin akan terjadi dalam beberapa bulan pertama tahun 2021, berbarengan dengan dimulainya vaksinasi di banyak negara.

Dilansir VOA America, Rabu lalu, dalam diskusi online dengan pejabat WHO lainnya, Mike Ryan mengatakan hal itu didasari atas dinamika transmisi (penularan virus) dan masalah lain yang dilihat sejauh ini.

“Tahun 2021 kemungkinan akan lebih sulit, terutama di belahan bumi utara,” ujar Ryan.

Seperti kita tahu, ada dua varian virus corona baru yang diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan.

Keduanya terbukti lebih mudah menular dan menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Eropa.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Brasil Ditemukan di Amazon

Ryan mengatakan penting untuk belajar dari apa yang berhasil dan tidak berhasil di setiap negara untuk memerangi virus corona dalam semua aspek, termasuk dari bidang sains, komunikasi publik, pemerintahan, dan menemukan kombinasi terbaik dari semua pembelajaran itu.

Ryan mengatakan, pada akhir tahun 2020, selama periode liburan, ada penurunan yang menipu dalam pelaporan tentang infeksi Covid-19.

Hal ini menimbulkan kesan tenang dan pandemi membaik dalam periode tersebut.

Namun, hanya sepekan setelahnya, angka kasus di seluruh dunia melonjak drastis, dengan 5 juta kasus baru dan sekitar 85.000 kematian secara global.

Ryan menyatakan, kecuali Asia Tenggara, semua wilayah di dunia menunjukkan lonjakan infeksi selama seminggu terakhir.

Amerika Serikat memimpin lonjakan kasus Covid-19 dengan menyumbang setengah dari jumlah kasus secara global dan 45 persen dari seluruh kematian akibat virus corona.

Baca juga: Elektrolit Sebabkan Air Mata Rasanya Asin

Eropa masih menyumbang sepertiga infeksi baru, tapi menunjukkan penurunan sebesar 10 persen dari minggu sebelumnya.

Spesialis Teknis WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan lonjakan kasus pascaliburan akan membuat situasi jauh lebih buruk di beberapa negara.

Menurutnya, ada negara-negara di mana virus corona dapat dikendalikan dan masyarakat mulai beraktivitas kembali.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved