Kriminal Nusantara

Akibat Pengaruh Miras, Wanita Pedagang Sayur Tewas Dibunuh, Jasadnya Dirudapaksa

Kasus pembunuhan wanita penjual sayur bernama Marsah (43) di Kabupaten Serang mulai jelas.Pihak kepolisian dari Polres Serang Kabupaten berhasil ..

Editor: Muliadi Gani
Kolase Tribunnews (Tribunbanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan)
Fakta Kasus Pembunuhan Penjual Sayur di Serang, Korban Disetubuhi Pelaku saat Sudah Tak Bernyawa . 

PROHABA.CO - Kasus pembunuhan wanita penjual sayur bernama Marsah (43) di Kabupaten Serang mulai jelas.

Pihak kepolisian dari Polres Serang Kabupaten berhasil mengungkap sejumlah fakta.

Termasuk alasan tersangka AR (26) tega membuhun dan menyetubuhi korban.

Sebelumnya, AR tersangka pembunuhan wanita penjual sayur yang mayatnya ditemukan di selokan di Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, berhasil ditangkap polisi.

Dari pengakuan tersangka dan keterangan saksi, pembunuhan terhadap wanita pedagang sayur itu berawal dari pesta minuman keras (miras) semalam suntuk

Pesta miras itu dilakukan AR bersama enam temannya di sebuah saung dekat lokasi kejadian.

AR dalam kondisi mabuk mengaku gelap mata mencekik korban hingga tewas hingga menyetubuhi korbannya.

"Jadi, pelaku ini mencekik korban sebanyak lima kali dengan cara cekik dan kemudian lepas dan begitu seterusnya sampai korban dipastikan meninggal."

"Kemudian, tersangka kembali lagi untuk memperkosa korban yang telah meninggal dunia di sawah tersebut," ujar Kapolres Serang Kabupaten, AKBP Mariyono dalam rilis pengungkapan kasus di Mapolres Serang Kabupaten, Jumat (12/2/2021).

Kasus pembunuhan disertai pemerkosaan itu berawal saat tersangka AR dan enam pesta minum miras jenis tuak di sebuah saung persawahan Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, mulai Senin (8/2/2021) pukul 15.00 WIB hingga pukul 4.00 WIB pagi hari.

Baca juga: Guru Rudapaksa Siswi SMA 10 Kali, Diimingi Makan dan Es Krim

Miras yang dicari tak didapat, AR kembali ke gubuk persawahan.

AR melihat korban melintas menggunakan motor matic secara perlahan karena jalan rusak.

AR lantas menghampiri dan mencekik korban sebanyak lima kali hingga tewas.

Birahi AR muncul hingga akhirnya dia menyetubuhi korban yang telah meninggal.

Setelah itu, AR menyeret korban dari satu tempat ke tempat lainnya diduga untuk menyembunyikan jejak hingga akhirnya dia letakkan di selokan.

Diberitakan sebelumnya, warga geger atas temuan mayat wanita bernama Marsah (43) di selokan di Jalan Kandang Sapi, Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021) pagi lalu.

Marsah yang biasa berjualan sayuran dan makanan ringan di Pasar Cikande itu ditemukan dengan kondisi lebam pada leher dan punggung.

Korban kali pertama ditemukan oleh warga yang tengah melintas ke arah Pasar Cikande sekitar pukul 5.30 WIB.

Ia lantas melaporkan temuan jenazah ini ke pihak Polsek Cikande.

Berdasarkan keterangan saksi, pada pukul 4.30 WIB, saat itu korban berangkat sendiri menggunakan sepeda motor matic dari rumahnya ke Pasar Cikande.

Putri Bungsu Sempat Buatkan Tulisan Arab Untuknya

Baca juga: Anak Temukan Ibunya Tewas Terbunuh di Kebun

Bendera kuning terpasang tepat di depan gang yang kurang lebih berukuran 3x8 meter. Jumat (11/2/2021).

Kursi berwarna merah serta tenda terpal dipasang di depan rumah Marsah (43), korban pembunuhan yang tubuhnya ditemukan di di selokan di Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021).

Di rumah korban yang berada di Kampung Bojong, Desa Bakung, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, nampak kesedihan masih terlihat menyelimuti keluarga ini.

Ibunda Marsah, Sartamah mengaku tidak mengira semua yang dirasakannya selama ini adalah sebuah firasat.

"Bandan lemes semua rasanya, kenapa ini ya," ujarnya sambil megusap air matanya saat ditemui TribunBanten.com.

Ia bercerita, sebelum kejadian, Sartamah melihat anaknya terlihat lesu dan lemas saat menjaga warungnya.

Bahkan pada dua hari sebelumnya, ia bercerita bahwa anak bungsunya yang baru berusia empat tahun selalu diberi ciuman dan pelukan.

"Itu setiap pulang dari pasar dipelukin diciumin anaknya, tidak seperti biasanya. Mungkin itu pertanda bahwa mau pergi," ujarnya seraya menitihkan air mata.

Menurutnya, memang Marsah sangat menginginkan anak perempuan, namun setelah dikaruniai kini ia harus pergi untuk selamanya.

Sebelum meninggal dunia, Marsah sempat bercerita kepadanya kalau anak bungsunya tidak mau tidur.

Putri bungsu Marsah selalu menggambar tulisan arab seperti kaligrafi arab lalu diperlihatkan ke marsah.

Baca juga: Seorang Pria Bunuh Tetangga karena Pacari Istri Korban, Lalu Rekayasa Kematian Korban

Pada saat akan pergi ke Pasar pukul 03.00 Marsah sudah mencuci pakaian suami dan anaknya.

"Engga kaya biasanya, subuh-subuh udah nyuci dan beres-beres, biasanya juga setelah pulang dari pasar baru," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Bahkan sampai anaknya bungsunya seringkali menanyakan sosok ibunya tersebut.

"Bangunin mamah, mamah dimana sekarang," ujarnya saat menceritakan pertanyaan sianak bungsunya.

Iapun menjelaskan, bahwa kini ibunya sudah di surga.

"Sedih saya kalau anak bungsunya itu suka nanya, dan berkata nanti kalau mau ngempeng rambut lagi engga bisa ke mamah ya," ujarnya sambil mengusap air mata di pipinya.

Putri bungsu Marsah memiliki kebiasaan memutar-mutar rambut ibunya sebelum tidur.

Puput Putriani, menatu dari anak perta Marsah mengatakan sehari sebelum kejadian suaminya sempat memandangi foto ibunya.

"Cantik ya mah ibu ini, sambil memandangi foto ibu dengan senyuman," ujarnya sambil meperagakannya.

Puput pun menjelaskan, sebelum mengantarkan nya bekerja suaminya itu berkata.

"Hari ini belum liat ibu, udah ke pasar apa belum ya," ujarnya.

Tidak lama dari itu ada kabar duka, bahwa ibu sudah tidak ada.

"Dikabarin sama saudara pada pukul 05.00 WIB, langsung dibawa ke RSUD setelah itu baru sampe kerumah sekitar pukul 11.00 WIB,"

Diketahui pada saat kejadian korban dipukul di bagian belakang, dan diseret ke kebun pisang saat ditemukan dengan posisi terlentang di aliran sungai kecil dengan posisi tangan diikat kebelangan. (Tribunbanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved