Internasional
Dijuluki Pembunuh Orang Arab, Sosok Naftali Bennett Setuju Gulingkan PM Benjamin Nethanyahu
Jabatan yang dipegang Benjamin Nethanyahu sebagai Perdana Menteri Israel terlama mungkin akan segera berakhir.
PROHABA.CO - Jabatan yang dipegang Benjamin Nethanyahu sebagai Perdana Menteri Israel terlama mungkin akan segera berakhir.
Naftali Bennett pemimpin partai kecil sayap kanan di Israel Yamina, mengumumkan dalam kesepakatan koalisi dengan Yair Lapid, pemimpin partai sentris Yesh Atid.
Keduanya bergabung sebagai koalisi baru untuk mengakhiri pemerintahan Benjamin Nethanyahu.
Dalam pidatonya, Bennett mengatakan, dia sedang bergabung dengan pemerintah baru untuk mencegah putaran kelima dan menyelamatkan negara.
Baca juga: Kongres Desak Biden Tunda Jual Senjata ke Israel
Dia menyampaikan putusan tersebut pada Minggu (30/5/21), dalam sebuah pidato.
"Setelah empat pemilihan umum, dan dua bulan lagi, telah terbukti bagi kita semua bahwa tidak mungkin pemerintahan sayap kanan dipimpin Nethanyahu, itu bisa jadi pemilihan kelima atau pemerintahan persatuan," kata Bennett.
"Kiri membuat kompromi yang sulit untuk memungkinkan saya menjadi perdana menteri," katanya.
"Pemerintahan tidak akan melakukan pelepasan atau menyerahkan wilayah juga tidak akan takut melancarjan operasi militer jika diperlukan," imbuhnya.
Beberapa saat setelah Bennett berbicara, Netanyahu membuat pernyataannya sendiri.
Di mana dia mengecam pemimpin partai Yamina sebagai orang yang tidak peduli apa pun selain menjadi perdana menteri.
Mengingatkan orang Israel bahwa sebelum pemilihan bulan Maret, Bennett mengatakan dia tidak akan duduk di pemerintahan yang dipimpin oleh Lapid.
Netanyahu mengatakan prinsip saingan sayap kanannya tidak terlalu berat.
"Bennett mencoba melakukan penipuan abad ini," kata Netanyahu.
Sementara itu, Bennet sendiri dikenal karena kalimatnya yang cukup sadis dalam menghadapi orang Arab.
Hal itu pernah diungkapkannya secara langsung tahun 2013, bahwa Bennett tak segan membunuh orang Arab.