Untuk Apa NASA Kirim Beruang Air dan Cumi ke Luar Angkasa?

SpaceX baru saja meluncurkan misi pasokan ke-22 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Kamis (3/6/2021). Di dalamnya ada dua spesies ...

Editor: Muliadi Gani
FOTO: NASA
FOTO yang dirilis NASA pada November 2018, memperlihatkan stasiun luar angkasa internasional (ISS) yang mengorbit Bumi. 

PROHABA.CO - SpaceX baru saja meluncurkan misi pasokan ke-22 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Kamis (3/6/2021).

Di dalamnya ada dua spesies istimewa, yakni beruang air dan bayi cumi-cumi bobtail.

Dilansir NPR, Kamis (3/6/2021), kedua spesies itu dikirim NASA untuk mempelajari bagaimana kondisi penerbangan luar angkasa dapat memengaruhi organisme dan biologis, termasuk astronaut, di masa depan.

Beruang air atau tardigrada merupakan organisme mikroskopis yang tangguh, pada dasarnya tidak bisa dihancurkan.

Makhluk ini disebut beruang air karena bentuknya yang mirip beruang dan mereka biasanya hidup di air.

Beruang air dapat bertahan hidup pada kondisi yang bisa berakibat fatal bagi sebagian besar hewan lain.

Mereka bisa tetah hidup di paparan suhu ekstrem, tekanan, dan radiasi.

Fakta bahwa mereka pada dasarnya tidak dapat dihancurkan, menurut NASA, menjadikannya subjek uji yang sempurna untuk eksperimen tentang efek penerbangan luar angkasa pada kelangsungan hidup biologis.

Para ilmuwan ingin melihat bagaimana perjalanan melalui tata surya memengaruhi beruang air.

Baca juga: NASA Berhasil Mengekstraksi Udara di Mars Jadi Oksigen

Melalui cara ini, kemungkinan dapat membantu para ahli memahami apa yang terjadi pada astronaut ketika mereka meluncur ke ruang angkasa.

NASA dapat menggunakan informasi itu untuk mengembangkan perjalanan ke luar angkasa yang lebih mudah bagi pelancong manusia.

“Penerbangan luar angkasa bisa menjadi lingkungan yang sangat menantang bagi organisme, termasuk manusia, yang telah berevolusi ke kondisi di Bumi,” kata peneliti utama Thomas Boothby.

“Salah satu hal yang sangat ingin kami lakukan adalah memahami bagaimana beruang air bertahan dan bereproduksi di lingkungan ini.

Dan apakah kami dapat mempelajari suatu trik yang digunakan beruang air dan mengadaptasinya untuk melindungi astronaut.

” Ribuan mikroba hidup di dalam tubuh manusia dan bekerja untuk menjaga kita agar tetap sehat.

Namun, para ilmuwan tidak memiliki gambaran yang jelas tentang bagaimana gaya berat mikro memengaruhi mikroba tersebut.

Baca juga: Mengapa Beruang Tak Takut pada Manusia?

Gaya berat mikro adalah gaya yang memungkinkan melayang tanpa bobot, seperti yang dialami oleh para astronaut ketika mereka melakukan perjalanan ke luar angkasa.

Itu adalah subjek dari program penelitian NASA yang sedang berlangsung yang disebut Pemahaman Gaya Berat Mikro pada Interaksi Hewan- Mikroba, atau UMAMI.

“Hewan, termasuk manusia, bergantung pada mikroba kita untuk menjaga kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh,” kata peneliti utama UMAMI Jamie Foster.

“Kami tidak sepenuhnya memahami bagaimana penerbangan luar angkasa mengubah interaksi yang menguntungkan ini.” Di situlah cumi bobtail mengambil peran.

Para ilmuwan akan mempelajari apakah gaya berat mikro berdampak pada hubungan antara cumi-cumi bobtail yang baru menetas, atau Euprymna scolopes, dan bakteri simbiosis mereka, Vibrio fi scheri.

Tujuannya adalah untuk menggunakan apa yang mereka pelajari tentang hubungan antara cumi-cumi dan mikroba untuk membantu mempersiapkan astronaut dengan lebih baik untuk misi luar angkasa yang panjang dan menjaga kesehatan mereka saat mereka berada di luar sana.

“Eksperimen ini juga dapat mengarah pada pemahaman baru tentang cara hewan dan mikroba yang membantu berinteraksi dan bahkan mungkin memiliki aplikasi untuk meningkatkan kesehatan di Bumi,” kata NASA. (kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved