Internasional
Perdana Menteri Tunisia Dipecat dan Parlemen Diskors oleh Presiden atas Penanganan Pandemi Covid-19
Demo berujung kekerasan terjadi di Tunisia pada Minggu 25 Juli 2021 lalu. Atas kejadian tersebut, Presiden Tunisia Kais Saied memecat Perdana Menteri
Polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa dan menangkap beberapa orang.
Aksi demo berujung bentrokan pecah di beberapa kota lain.
Para pengunjuk rasa juga menyerbu kantor Partai Ennahdha yang berkuasa.
Mereka merusak komputer dan membakar markas lokal partai di Touzeur.
Pihak partai mengecam serangan itu dan menyalahkan "geng kriminal" yang mencoba "menumbuhkan kekacauan dan kehancuran".
Sementara itu Presiden Saied berjanji akan mengerahkan kekuatan militer untuk menanggulangi kekerasan lebih lanjut.
"Saya memperingatkan siapa pun yang berpikir untuk menggunakan senjata dan siapa pun yang menembakkan peluru, angkatan bersenjata akan merespons dengan peluru," katanya.
Dia mengatakan konstitusi mengizinkannya untuk menangguhkan parlemen jika dalam kondisi "berbahaya".
Namun Ketua Parlemen Tunisia, Rached Ghannouchi menuduh presiden melakukan "kudeta terhadap revolusi dan konstitusi".
Kasus Covid-19 di Tunisia meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir.
Kondisi ini memberikan tekanan lebih lanjut pada perekonomian dalam negeri.
Perdana Menteri Hichem Mechichi memecat menteri kesehatan minggu lalu.
Sayangnya upaya ini tidak banyak membantu meredakan kemarahan masyarakat.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Imbas Demo Penanganan Covid-19, Perdana Menteri Tunisia Dipecat dan Parlemen Diskors