Pemuka Agama Rudapaksa dan Kremasi Bocah 9 Tahun Tanpa Izin Keluarga, Masa Luapkan Aksi Protes
Terjadi protes dari komunitas Dalit pada Rabu (4/8/2021) di New Delhi, India atas dugaan rudapaksa dan pembunuhan seorang gadis berusia 9 tahun.
PROHABA.CO - Kasus rudapaksa dan pembunuhan seorang gadis berusia 9 tahun membuat komunitas Dalit pada melakukan aksi protes pada Rabu (4/8/2021) di New Delhi, India.
Protes pada Rabu itu memasuki hari keempat, dan dilakukan komunitas Dalit, kelompok masyarakat yang terpinggirkan di India karena kasta yang rendah.
Keluarga bocah itu menuduh seorang pemuka agama Hindu yang bekerja di krematorium serta beberapa orang merudapaksa putrinya dan mengkremasi tubuh korban tanpa izin, pada Minggu sebelumnya.
Keluarga korban bersama kelompok Dalit dan aktivis berkemah di sebuah jalan di Nangal, New Delhi untuk meminta keadilan.
Baca juga: Di Iming-iming Uang Rp 5000, Pria 38 Tahun Rudapaksa Gadis ABG
Baca juga: Pria Rudapaksa Wanita yang Baru Dikenal di Kebun Tebu, Korban Alami Pendarahan
Sementara itu polisi mengatakan telah menangkap empat tersangka dan penyelidikan sedang berjalan.
Kronologi Kejadian
Ibu korban mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kejadian bermula saat putrinya pergi mengambil air minum dari krematorium.
"Ayahnya pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Satu jam berlalu tetapi dia tidak kembali dan saya menjadi cemas."
"Jadi saya bergegas ke krematorium di mana imam mengatakan kepada saya: 'Putrimu sudah mati,'" katanya.
Ibu gadis ini mengaku kaget dan bertanya kepada pemuka agama itu alasan putrinya dinyatakan meninggal.
Dia juga meminta untuk membawa korban ke kantor polisi, namun pemuka agama itu justru menawarkan uang untuk menyelesaikan masalah.
Pemuka agama bernama Radhey Shyam (55) mengatakan kepada ibu korban bahwa putrinya meninggal tersengat listrik saat mengambil air di pendingin.
Ibu gadis ini melihat sang putri telah meninggal dengan kondisi memar, wajah pucat, dan pakaiannya basah.
Sementara itu, pendeta dan rekan-rekannya mengunci gerbang krematorium dan secara paksa mengkremasi tubuh gadis itu meskipun sang ibu menolak.
Mendengar hal ini, ayah korban bersama warga langsung menangkap pemuka agama itu bersama tiga orang lainnya, yang menurut laporan media lokal, mengaku telah memperkosa gadis itu.