Bertaruh Nyawa Demi Harta Karun di Dasar Sungai Musi
Wajah Hamid (58) nampak serius sembari memegang selang kompresor bewarna oranye dari atas atap kapal yang sedang berada di tengah Sungai Musi, ...
Selama itu, Hamid membawa anaknya Budiman dan enam orang lainnya untuk menyelam.
Dalam satu kru kapal, ada yang bertugas menjaga mesin sedot pasir, serta mengayak pasir dari kedalaman sungai yang dibawa ke atas permukaan.
Sementara, untuk penyelam sendiri disiapkan dua orang yang bekerja secara bergantian.
Keselamatan penyelam Kru paling penting sendiri berada di posisi mesin kompresor dan pemegang selang.
Sebab, udara dari mesin kompresor yang biasa digunakan untuk memompa ban mobil ataupun motor, sangat berguna bagi penyelam untuk bertahan di bawah dasar sungai.
Selama berada di dalam air, penyelam akan memberikan kode kepada pemegang selang.
Satu kali tarikan penyelam meminta agar mesin kompresor udaranya dibesarkan, dua kali tarikan agar mesin kompresor udara dikecilkan dan tiga kali tarikan penyelam minta agar dirinya ditarik ke atas.
Bisa dibilang, selama proses pencarian harta karun berlangsung, nyawa penyelam berada di tangan pemegang selang kompresor.
“Jadi memang harus fokus mengetahui kode yang diberikan oleh penyelam,” kata Hamid.
Metode menyelam menggunakan mesin kompresor menurut Hamid sudah termasuk modern.
Sebab, saat ia menjadi penyelam, Hamid hanya bermodalkan bambu yang ditancapkan ke dalam sungai.
Bambu itu nantinya akan ia gunakan sebagai pegangan masuk ke dalam dasar sungai tanpa dibantu oksigen maupun mesin kompresor.(kompas.com)
Baca juga: Harta Kekayaan Turun Drastis, Berikut Tanggapan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi
Baca juga: Ponakan Tebas Paman Saat Duel Rebutan Harta Warisan