Tahukah Anda

Kapan Puncak Musim Penghujan? Waspadalah Bencana Hidrometeorologi

Bencana banjir dilaporkan terjadi di banyak daerah di Indonesia sejak awal Januari 2022. Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Editor: Muliadi Gani
DOK.BPBD KABUPATEN KEDIRI
Banjir di wilayah Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mulai menyusut, Jumat (21/1/2022). 

PROHABA.CO - Bencana banjir dilaporkan terjadi di banyak daerah di Indonesia sejak awal Januari 2022.

Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir di awal 2022 dilaporkan menerjang sejumlah daerah, di antaranya yakni: Aceh Timur (Aceh) Padang Lawas (Sumatera Utara) Semarang (Jawa Tengah) Bungo (Jambi) Kediri (Jawa Timur) Nunukan (Kalimantan Utara) Jayapura (Papua) Cirebon (Jawa Barat) Balangan (Kalimantan Selatan) Solok (Sumatera Barat) Jember (Jawa Timur) Hulu Sungai Tengah (Kalimantan Selatan) Garut (Jawa Barat) Konawe (Sulawesi Tenggara), hingga DKI Jakarta. Kendati banyak faktor yang memengaruhi terjadinya banjir, hujan dengan intensitas tinggi atau ekstrem diduga menjadi salah satu penyebab.

Mungkinkah Jakarta terbebas dari Banjir? Kapan puncak musim penghujan? Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supari mengatakan, sebagian wilayah di Indonesia belum melalui puncak musim hujan.

Wilayah yang dimaksudkannya yakni Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

"Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, puncaknya Januari-Februari. Jadi masih sangat mungkin ada hujan-hujan lebat," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Ipelmanar dan MRI Galang Dana untuk Korban Banjir di Aceh Utara dan Timur

Pihaknya memperkirakan, puncak musim hujan di 244 dari 342 zona musim (ZOM) di Indonesia terjadi pada dua bulan pertama 2022.

Artinya, mayoritas wilayah di Indonesia saat ini masih berada di tengah puncak musim hujan.

Akhir musim penghujan, imbuhnya diprediksi akan terjadi pada April-Mei mendatang.

Menurutnya, faktor penyebab banjir beragam.

Namun, ia tidak sependapat apabila hujan dengan intensitas tinggi menjadi faktor tunggal yang dapat menyebabkan banjir.

"Hujan yang esktrem hingga batas tertentu tidak selalu menjadi bencana selama lingkungannya baik," sebut Supari.

Sebaliknya, jika lingkungan rusak namun tidak terjadi hujan, banjir juga disebut tidak mungkin terjadi.

"Seburuk-buruknya lingkungan jika tidak ada hujan tidak mungkin jadi banjir," ungkap dia.

Baca juga: Banjir Malaysia Berlanjut, 50 Ribu Warga Diungsikan

Ia menekankan, banjir timbul akibat terjadi lebih dari satu faktor penyebab dalam waktu yang bersamaan.

"Secara umum banjir terjadi akibat kombinasi faktor atmosfer yaitu hujan lebat dan faktor permukaan yakni kondisi lingkungan (rusak).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved