Tahukah Anda
Ahli Berhasil Identifkasi Dua Gumpalan Misterius di Inti Bumi
Bagian dalam Bumi atau inti Bumi diketahui tidak terdiri atas material yang sama. Lapisan tengahnya yang tebal ternyata memiliki dua gumpalan ...
PROHABA CO - Bagian dalam Bumi atau inti Bumi diketahui tidak terdiri atas material yang sama.
Lapisan tengahnya yang tebal ternyata memiliki dua gumpalan berkurang sangat besar.
Temuan yang sebelumnya masih menjadi misteri tersebut, akhirnya diungkap oleh sekelompok ilmuwan yang menyebutkan telahmengidentifi kasi material tersebut.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Nature Geoscience pada 10 Februari 2022, tim menggunakan serangkaian pemodelan geodinamika untuk menyelidiki gumpalan misterius yang berada di inti Bumi bagian terdalam itu.
Mereka menemukan adanya reservoir atau tempat penampungan tersembunyi bagi gumpalan di area yang berlawanan.
Dari pengamatan melalui perambatan gelombang seismik, gumpalan itu diketahui berada di bawah Benua Afrika dan Samudra Pasifik.
Dilansir dari Science Alert, Jumat (11/3/2022) gumpalan misterius di dalam inti Bumi yang berada tepat di bawah benua Afrika ini tampaknya dua kali lebih tinggi dari objek yang ada di bawah Samudra Pasifik.
Baca juga: Badai Matahari Menerjang Bumi, Sebabkan Kekacauan Sinyal Radio
“Perhitungan kami menunjukkan bahwa volume awal gumpalan tidak memengaruhi ketinggiannya,” ujar ahli geologi dari Arizona State University, Qian Yuan.
Menurut berbagai percobaan yang telah dilakukan, para ilmuwan memperkirakan gumpalan di bawah Benua Afrika kurang padat dan kurang stabil daripada yang berada di laut Pasifik.
Itulah sebabnya, kata mereka, gumpalan itu memiliki ukuran yang jauh lebih tinggi.
“Ketinggian gumpalan sebagian besar dikendalikan oleh seberapa padat mereka serta viskositas (kekuatan fluida) pada mantel di sekitarnya,” lanjut Yuan.
Gumpalan di Bumi di bawah laut Pasifik dan Afrika pertama kali ditemukan sekitar tahun 1980-an.
Para ilmuwan menyebutnya ‘superplumes’ yang juga dikenal sebagai large low-shear-velocity provinces (LLSVPs).
Studi terbaru tentang gumpalan misterius di inti Bumi ini menemukan LLSVP di Afrika membentang hingga 1.000 km lebih tinggi, dibandingkan LLSVP di laut Pasifik.
Baca juga: Kawah Terbesar di Bumi Baru Saja Ditemukan
Temuan ini juga mendukung studi sebelumnya yang memperkirakan hal serupa.
Di samping itu, perbedaan ketinggian dari gumpalan ini juga menunjukkan adanya komposisi yang berbeda.
Namun, bagaimana mereka berdampak pada mantel di sekitarnya hingga kini masih belum diketahui secara pasti.
Yuan dan timnya pun menduga lantaran gumpalan di bawah Benua Afrika kurang stabil, mungkin dapat menjelaskan mengapa ada fenomena vulkanisme yang intens di beberapa wilayah tersebut.
Selain itu, keberadaannya juga diduga berimbas pada pergerakan lempeng tektonik, yang mengapung di mantel Bumi.
Adapun model seismik lain menunjukkan gumpalan di bawah Benua Afrika membentang hingga 1.500 km di atas inti luar Bumi, sedangkan gumpalan di Samudra Pasifik mencapai ketinggian maksimum 800 km.
Para penulis studi mengatakan, komposisi yang berbeda dari setiap gumpalan dapat dijelaskan melalui asal-usulnya.
Baca juga: Delapan Tahun Terakhir Jadi Tahun Terpanas di Bumi
Kendati masih belum diketahui bagaimana gumpalan ini berasal, mereka memiliki dua teori yang mungkin menjelaskannya.
Salah satunya adalah gumpalan itu terbentuk dari lempeng tektonik subduksi yang masuk ke mantel, di mana suhunya sangat panas lalu secara bertahap berkontribusi pada penciptaan gumpalan.
Teori selanjutnya ialah gumpalan ini merupakan sisa-sisa tabrakan antara Bumi dan protoplanet Thea yang menghasilkan Bulan.
Namun demikian, studi lebih lanjut masih diperlukan untuk mengungkap apa yang sebenarnya menyebabkan pembentukan gumpalan itu.
“Kombinasi dari analisis hasil seismik dan pemodelan geodinamika memberikan wawasan baru tentang sifat struktur terbesar Bumi di bagian dalam dan interaksinya dengan mantel di sekitarnya,” papar Yuan.
Dia tambahkan, penelitian mengenai munculnya fenomena gumpalan di inti Bumi membantu ilmuwan dalam memahami lebih dalam terkait struktur serta sifat dari mantel.
Artinya, memahami apa yang terjadi di dalam mantel Bumi merupakan upaya penting dalam perkembangan ilmu geologi. (Kompas.com)
Baca juga: Apa Jadinya Bumi jika Manusia Tak Pernah Ada?
Baca juga: Dua Pria Perkosa Bergilir Wanita, Singapura Gempar
Baca juga: Pemerhati Ular Meninggal Setelah Digigit Ular Berbisa