Rusia vs Ukraina

Dicurigai sebagai Mata-mata, Negara Eropa Bersamaan Usir Utusan Rusia

Empat negara Eropa secara bersamaan mengusir lusinan diplomat Rusia pada Selasa (29/3/2022).

Editor: IKL
AFP/THIBAULT CAMUS
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat selama konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Prancis di Moskow, (7 Februari 2022). Upaya internasional untuk meredakan kebuntuan atas Ukraina diintensifkan dengan Presiden Prancis mengadakan pembicaraan di Moskow dan Kanselir Jerman di Washington untuk mengkoordinasikan kebijakan sebagai ketakutan akan invasi Rusia meningkat. (Thibault Camus/ POOL/ AFP) 

PROHABA.CO - Empat negara Eropa secara bersamaan mengusir lusinan diplomat Rusia pada Selasa (29/3/2022).

Pengusiran tersebut terjadi setelah hubungan Rusia dan Barat merenggang karena invasi Ukraina.

Dilansir SCMP, Belanda mengatakan akan mengusir 17 diplomat Rusia yang digambarkan sebagai "perwira intelijen yang menyamar".

Belgia mengaku sudah mendepak 21 orang Rusia.

Sementara itu, Republik Ceko mengultimatum seorang diplomat Rusia agar meninggalkan negaranya dalam waktu 72 jam.

Hal yang sama dilakukan Irlandia, dengan meminta empat pejabat senior Rusia untuk hengkang dari negaranya.

Pemerintah Irlandia menilai, utusan Moskow tersebut melakukan kegiatan yang tidak "sesuai dengan standar perilaku diplomatik internasional".

"Bersama dengan sekutu kami, kami mengurangi kehadiran intelijen Rusia di UE," kata Kementerian Luar Negeri Ceko.

Sebelumnya, pekan lalu Polandia mengusir 45 orang Rusia yang diidentifikasi sebagai perwira intelijen yang menggunakan status diplomatik sebagai kedok untuk beroperasi di negara itu.

Belanda mengaku mengambil keputusan pengusiran setelah berkonsultasi dengan "sejumlah negara yang berpikiran sama".

Pihaknya mengutip aksi serupa yang dilakukan Amerika Serikat, Polandia, Bulgaria, Slovakia, Estonia, Latvia, Lithuania dan Montenegro.

"Kabinet telah memutuskan untuk melakukan ini karena ancaman terhadap keamanan nasional yang ditimbulkan oleh kelompok ini," kata kementerian Belanda dalam sebuah pernyataan.

"Ancaman intelijen terhadap Belanda tetap tinggi. Sikap Rusia saat ini dalam arti luas membuat kehadiran para perwira intelijen ini tidak diinginkan. Deportasi adalah tindakan yang diambil dalam konteks keamanan nasional."

Menteri Luar Negeri Belanda, Wopke Hoekstra mengatakan dia siap jika Moskow melakukan pembalasan.

"Pengalaman menunjukkan bahwa Rusia tidak membiarkan tindakan semacam ini tidak terjawab," katanya.

"Kami tidak bisa berspekulasi soal itu, tapi Kemlu siap dengan berbagai skenario yang mungkin muncul dalam waktu dekat," ujar Hoekstra.

Rusia sebelumnya mendepak 10 diplomat dari tiga negara yakni Estonia, Latvia, dan Lithuania sebagai pembalasan atas pengusiran terhadap utusannya.

Kementerian Luar Negeri Rusia membatalkan akreditasi empat diplomat Lituania, tiga warga Latvia, dan tiga warga Estonia dan mereka akan diminta untuk meninggalkan negara itu.

Diketahui, pada 18 Maret, tiga negara Baltik itu memerintahkan pengusiran 10 anggota staf kedutaan Rusia atas dasar solidaritas terhadap Ukraina.

Moskow menyebut langkah itu "provokatif dan sama sekali tidak berdasar".

Baca juga: Negosiasi Di Istanbul Positif, Rusia Janjikan Aktivitas Militer di Kiev dan Chernihiv Akan Mereda

Rusia Alami Kerugian Besar

Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (29/3/2022), bahwa "demiliterisasi Rusia sedang berlangsung".

Sejak awal invasinya ke Ukraina, Kyslytsya mengklaim Rusia telah kehilangan lebih dari 17.000 personel militer.

Dilansir AP News, lebih dari 1.700 kendaraan lapis baja dan 600 tank hancur. 

Ia juga mengatakan, negara pimpinan Presiden Vladimir Putin kehilangan 300 sistem artileri, 127 pesawat, dan 129 helikopter, hampir 100 sistem peluncur roket, 54 sistem pertahanan udara, dan tujuh kapal.

Menurut Kyslytsya, ini merupakan pukulan besar "yang belum pernah terjadi kepada Moskow sebelumnya".

Ia menilai jumlah kerugian yang dialami Rusia kali ini melebihi perang Soviet di Afghanistan.

Sebelumnya, Rusia mengumumkan akan mengurangi operasi militernya secara signifikan di dekat Ibu Kota Kyiv dan kota di utara.

Ini karena Moskow dan Kyiv mulai mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.

Negosiasi diperkirakan akan berlanjut pada Rabu (20/3/2022).

Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung lebih dari satu bulan.

Perang ini mengakibatkan ribuan orang tewas dan hampir 4 juta warga Ukraina melarikan diri ke negara lain. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com, https://www.tribunnews.com/internasional/2022/03/30/negara-eropa-ramai-ramai-usir-utusan-rusia-karena-takut-dimata-matai

 

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved