Konflik Rusia Vs Ukraina
Pertarungan Sengit Intelijen Rusia dengan Amerika Cs di Balik Perang di Ukraina
ertarungan intelijen antara Rusia dan Barat (Amerika Cs) yang berlangsung selama beberapa dekade terakhir semakin memanas karena perang di Ukraina.
Namun, seorang pejabat intelijen Barat mengatakan, Jerman sebelumnya telah menampung lebih dari 100 perwira intelijen Rusia, bertindak seperti "kapal induk" dalam setiap operasi intelijen.
Lalu, mengapa Inggris tidak mengusir siapa pun? Pejabat Inggris mengatakan, mata-mata Rusia telah diusir setelah kasus serangan racun Salisbury.
Dan kini, satu-satunya mata-mata yang tersisa adalah petugas yang "dinyatakan" sebagai penghubung untuk kontak formal dengan Rusia. Gerak-gerik para penghubung itu pun disebut terus diawasi oleh badan intelijen Inggris, M15.
Sementara itu di Amerika Serikat, pengusiran paksa dilakukan berdasarkan hasil investigasi terhadap setiap individu.
"Semua ketetapan siapa yang diusir berdasarkan penyelidikan yang dikumpulkan FBI, berdasarkan apa yang mereka lakukan," kata seorang pejabat AS.
Negara-negara Barat telah bekerja sama untuk memastikan, siapa pun yang diusir tidak bisa dengan mudah untuk mengajukan permohonan visa di negara lain.
Pejabat keamanan mengatakan, mereka meyakini, pengusiran dalam waktu singkat akan "melemahkan" kekuatan intelijen Rusia karena tindakan itu akan membuat sulit bagaimana operasi mata-mata dapat dilanjutkan, dan siapa yang dapat ditempatkan.
Rusia membalas tindakan itu dengan mengusir diplomat Barat - yang dalam praktiknya, banyak dari mereka bekerja sebagai diplomat "sebenarnya" daripada mata-mata.
Salah satu dari keluhan dinas-dinas keamanan Barat adalah ketidakseimbangan antara jumlah diplomat dan proporsi mata-mata Rusia di negara-negara Barat, dibandingkan dengan jumlah dari Barat yang bertugas di Moskow.
Contoh, Rusia mengusir 40 orang Jerman, tetapi itu merupakan sepertiga dari seluruh kehadiran diplomatik di ibu kotanya.
Invasi Rusia ke Ukraina mungkin menawarkan peluang lain, yaitu perekrutan agen-agen rahasia Moskow yang merasa kecewa.
Sebagai contoh, penghancuran Musim Semi Praha oleh Moskow pada tahun 1968 yang menyebabkan kekecewaan di antara orang dalam Moskow, dan membuka jalan perekrutan mereka sebagai agen Barat.
Di Washington DC, FBI telah menyebarkan iklan online yang menargetkan orang-orang di dekat Kedutaan Besar Rusia, menurut laporan Washington Post.
FBI mendorong mereka untuk berbicara dengan menggunakan rekaman Vladimir Putin yang secara terbuka mempermalukan kepala badan intelijen asing Rusia, SVR.
Sejak 2014, Ukraina juga telah menjadi pusat perebutan rahasia yang lebih brutal, di mana masing-masing pihak berusaha merekrut dan membasmi mata-mata, bahkan melibatkan tindakan pembunuhan pejabat tinggi Ukraina.