Tahukah Anda

Lebih Dingin Mana, Kutub Utara atau Kutub Selatan?

Dua kutub Bumi, Kutub Utara dan Kutub Selatan menjadi tempat terdingin di planet ini. Meskipun terlihat mirip, ternyata salah satu jauh lebih dingin

Editor: Muliadi Gani
FOTO: SHUTTERSTOCK
Penguin Adelie di Antartika. Spesies penguin langka ini hanya hidup di Antartika, Kutub Selatan. 

Selain itu, Antartika menjadi benua tertinggi dengan ketinggian rata-rata sekitar 7.500 kaki (2.300 meter). 

Hal ini berkorelasi dengan semakin tinggi tempat di Bumi maka akan semakin dingin.

Kutub mana yang lebih memiliki banyak es?

Di kedua kutub, lapisan es bervariasi sepanjang tahun, tumbuh di musim dingin yang panjang dan gelap dan mencair di musim panas yang cerah dan semakin panas.

Sebagian besar variasi lapisan es di Kutub Utara dan Selatan ini disebabkan oleh es laut yang mengapung, tumbuh, dan meleleh di atas lautan.

Dikarenakan Arktik hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan, es laut yang terbentuk di sana tidak seperti es laut di Antartika.

Dengan demikian, es laut Kutub Utara yang terapung lebih cenderung menyatu, biasanya membuat es laut di Kutub Utara lebih tebal dengan ketebalan sekitar 2-3 meter dibandingkan dengan es laut Antartika, yaitu sekitar 1-2 meter.

Rata-rata, es laut Arktik mencapai luas minimum sekitar 2,5 juta mil persegi (6,5 juta km persegi) dan luas maksimum 6 juta mil persegi (15,6 juta km persegi).

Baca juga: Anjing Laut Bantu Peneliti Jepang Kumpul Data di Bawah Es Antartika

Sebagai perbandingan, rata-rata es laut Antartika memiliki luas minimum yang lebih kecil yaitu 3,1 juta km persegi dan luas maksimum yang lebih besar yaitu 7,2 juta mil persegi (18,8 juta km persegi).

Secara keseluruhan, Antartika memiliki sekitar 90 persen dari semua es dunia.

"Volume dan massa es di daratan berubah sedikit di musim panas sebagai bagian kecil dari jumlah di musim dingin karena volume dan massanya sangat besar," kata Cecilia Bitz, ilmuwan iklim kutub di University of Washington di Seattle.

Penyelidikan terhadap jumlah es di kutub telah mengungkapkan ketebalan dan luasnya es laut musim panas Arktik telah menurun secara dramatis selama 30 tahun terakhir.

Hal ini konsisten dengan pengamatan tentang Arktik yang memanas.

"Es Arktik dan Greenland berkurang dengan cepat, terutama karena pemanasan global," kata Bitz.

"Penurunan luas es laut Arktik cenderung menyebabkan lebih banyak pemanasan, memperkuat pemanasan yang memulai hilangnya es," lanjut dia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved