Kasus

Kesaksian Dokter Keluarga Brigadir J, Banyak Luka Selain Tembakan

"Ada dua perwakilan keluarga untuk mengawasi proses otopsi yakni Herlina Hidayah Lubis dan Martina Rajaguguk ...

Editor: Muliadi Gani
KOMPAS.com/SUWANDI
Para tim penggali kubur dari ormas Pemuda Batak Bersatu (PBB) baru mencangkul pusara Brigadir J untuk mengangkat peti jenazah guna kebutuhan otopsi ulang. Para petugas kepolisian berjaga di luar garis polisi agar warga tidak mendekat, Rabu (27/7/2022). 

PROHABA.CO, JAMBI - Pengacara keluarga Brigadir J atau Nopriansyah Yosua Hutabarat, Kamaruddin Simanjuntak menyebut, saat otopsi ulang, banyak ditemukan luka selain tembakan di tubuh jenazah Brigadir J

"Ada dua perwakilan keluarga untuk mengawasi proses otopsi yakni Herlina Hidayah Lubis dan Martina Rajaguguk.

Mereka kasih laporan ke kita, terkait apa yang dilihat saat otopsi," kata Kamaruddin melalui sambungan telepon, Kamis (28/7).

Kamaruddin mengungkapkan, menurut kesaksian dokter perwakilan keluarga Brigadir J, tim dokter forensik menemukan 4 luka tembakan yakni belakang kepala tembus ke hidung.

Kemudian leher tembus ke bibir, lalu dari dada tembus ke bagian belakang (punggung) dan tangan kanan.

Selain luka tembakan, ditemukan luka lain di banyak tempat.

Baca juga: Sebelum Tewas, Brigadir J Lakukan Tes PCR dengan Istri Ferdy Sambo dan Bharada E

Yakni luka di bagian pundak, kaki kiri dan kanan, kemudian jari manis dan jari kelingking, tangan kiri patah, luka juga ditemukan di bagian lengan dan tempat lain.

"Ada banyak luka selain tembakan.

Ini berdasarkan laporan dua orang perwakilan keluarga yang memiliki latar belakang medis," kata Kamaruddin.

Sementara itu, Ketua Tim Dokter Forensik, Ade Firmansyah Sugiharto dalam konferensi pers, Rabu (27/7) mengatakan, tim dokter forensik dalam mengotopsi fokus mencari luka selain bekas tembakan sesuai permintaan keluarga.

"Kita lakukan pemeriksaan secara umum (otopsi) juga fokus pada bekas-bekas luka selain tembakan," kata Ade.

Ia mengatakan, untuk mendapatkan hasil yang akurat, sampel akan melalui tahapan pemeriksaan mikroskopis.

Baca juga: Warga yang Hilang Setelah Numpang Tidur, Masih Dicari di Areal Hutan

Untuk itu, tim dokter sendiri yang akan membawa sampel menuju laboratorium Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Mengapa RSCM, ya karena tempat yang memadai dan memiliki integritas untuk hasil yang independen dan imparsial," kata Firmansyah.

Untuk pemeriksaan bekas luka selain tembakan memang membutuhkan waktu 4-8 minggu.

Waktu selama itu, kata Firmansyah, karena ada bagian luka yang butuh pemeriksaan mikroskopis, untuk menentukan apakah luka terjadi setelah atau sebelum kematian.

"Dengan pemeriksaan mikroskopis, dapat mengetahui jenis kekerasan dan efek yang ditimbulkan akibat kekerasan," beber Firmansyah.

Baca juga: Polri Klaim Temukan Rekaman CCTV Misteri Kematian Brigadir J di 6 Titik Sekitar Rumah Ferdy Sambo

Terkait kendala dalam otopsi, Firmansyah menduga akan menemui sejumlah kendala karena kondisi jenazah sudah terkena formalin dan sudah mengalami pembusukan dengan derajat tertentu.

"Walaupun ada kesulitan karena formalin dan pembusukan, kita tetap menemukan beberapa titik yang teridentifikasi sebagai luka," kata Firmansyah.

Berita sebelumnya, makam Brigadir J dibongkar Rabu (27/7) pukul 07.30 WIB.

Peti jenazah diangkat pukul 08.30 WIB dan langsung dibawa ke rumah sakit.

Proses otopsi berlangsung selama enam jam, terhitung sejak pukul 09.00-15.00 WIB. 

Selain proses otopsi yang terbuka untuk keluarga, jenazah Brigadir J juga dimakamkan secara kedinasan sesuai permintaan keluarga.

(kompas.com)

Baca juga: Presiden Jokowi Ingatkan Kembali Agar Polisi Terbuka Ungkap Kasus Penembakan Brigadir J

Baca juga: Deretan Artis yang Dukung Citayam Fashion Week, Termasuk Yuni Shara dan Paula Verhoeven

Baca juga: Rindu Ferdi, Nathalie Holscher: Kalau Kangen Bunda Telepon Aja

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved