Kesehatan
Gigi yang Tidak Rapi Picu Timbulkan Gangguan Bicara hingga Masalah Kesehatan
Beberapa kasus maloklusi (posisi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal) ringan kerap diabaikan karena dianggap tidak terlihat secara kasat ma
PROHABA.CO, JAKARTA - Memiliki senyum sempurna dengan susunan gigi yang rapi belum menjadi prioritas bagi sebagian besar orang Indonesia.
Beberapa kasus maloklusi (posisi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal) ringan kerap diabaikan karena dianggap tidak terlihat secara kasat mata.
Padahal selain menimbulkan gangguan bicara, maloklusi bisa berdampak pada kesehatan seseorang.
Baca juga: Manfaat Teh Hitam untuk kesehatan, Tangkal Stres hingga Baik untuk Kesehatan Gigi dan mulut
Co-founder dan Chief Orthohontist Klar Smile Drg Stephanie Adelia Susanto, menjelaskan, 4 dari 5 orang di Indonesia mengalami masalah gigi tidak rapi (maloklusi).
"Sayangnya, gigi tidak rapi masih sering diabaikan karena masyarakat Indonesia belum terlalu memahami dampak buruk yang bisa muncul dari gigi tidak rapi," kata dokter spesialis lulusan UGM ini dalam kegiatan di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2022).
Dokter yang kerap disapa Adel ini mengatakan, riset membuktikan gigi tidak rapi dapat meningkatkan resiko gigi berlubang secara signifikan dikarenakan plak gigi yang lebih mudah menempel dan lebih sulit untuk dibersihkan.
Baca juga: Manajer Bantah Sembunyikan Tukul dari Publik, Ungkap Alasan Tak Ekspos Kondisinya
Baca juga: Wamenkumham. Pembebasan Bersyarat 23 Koruptor Sudah Sesuai Aturan
Selain itu, gigi yang tidak rapi akan menyebabkan beban pengunyahan menjadi tidak seimbang, yang berakibat gigi menjadi lebih mudah pecah dan meningkatkan resiko ompong.
“Bagi kesehatan secara keseluruhan, gigi yang tidak rapi akan membuat proses pengunyahan terganggu, yang kemudian akan berdampak negatif terhadap asupan gizi," imbuh dia.
Selain itu, proses pengunyahan yang tidak optimal akan berdampak pada saluran pencernaan terutama lambung dan usus yang bekerja terlalu berat.
Riset juga membuktikan bahwa proses pengunyahan dapat menghasilkan sejumlah besar informasi sensorik pada otak, dan menjaga fungsi belajar dan mengingat sehingga jika disfungsi mastikasi ini dibiarkan, bisa berpotensi mengakibatkan penurunan kemampuan kognitif seseorang.
Orang dengan gigi tidak rapi sering merasa kurang percaya diri terhadap penampilan mereka sehingga aktivitas normal seperti tertawa di depan umum, bertemu dengan teman-teman dan membangun hubungan personal terbatasi. Tak dapat dipungkiri, rasa nyaman terhadap kondisi fisik turut mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, termasuk estetika gigi.
Bahkan menurut penelitian, dampak dari kondisi kesehatan gigi dan mulut pada kepuasan seseorang dengan penampilan mereka dapat mengakibatkan rasa malu di dalam lingkungan sosial dan penurunan psikososial . Teknologi aligner transparan hadir sebagai salah satu solusi merapikan gigi yang lebih estetik, nyaman, tidak mengganggu kesehatan sehari-hari dan juga efektif.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gigi yang Tidak Rapi Picu Timbulkan Gangguan Bicara hingga Masalah Kesehatan