Tahukah Anda

Mengapa Laptop Harus Dikeluarkan dari Dalam Tas Saat di Bandara?

Penumpang setia transportasi udara pasti sudah tidak asing dengan ketentuan untuk mengeluarkan laptop dan benda elektronik lainnya saat hendak ...

Editor: Muliadi Gani
AP/JOHN BAZEMORE via ABC INDONESIA
Beberapa negara tidak lagi mengharuskan Anda melepas sepatu saat melewati keamanan--tetapi sebagian besar masih meminta Anda mengeluarkan laptop. 

PROHABA.CO - Penumpang setia transportasi udara pasti sudah tidak asing dengan ketentuan untuk mengeluarkan laptop dan benda elektronik lainnya saat hendak melewati mesin x-ray petugas keamanan bandara.

Hal itu tidak dilakukan tanpa sebab.

Siapa pun yang telah melakukan perjalanan udara dalam sepuluh tahun terakhir akan tahu betapa sibuknya bandara.

Apalagi saat Anda mengindahkan saran untuk berangkat lebih awal, dalam keadaan terburu-buru untuk sampai ke gerbang, pemeriksaan keamanan tampaknya malah memperlambat segalanya.

Tingkat stres juga makin naik saat Anda bertemu dengan permintaan rewel, “Tolong keluarkan laptop dari tas Anda!”

Tapi apa sih hubungannya laptop Anda dengan masalah keamanan?

Keamanan bandara berubah secara dramatis setelah serangan teroris di New York, Amerika Serikat, pada 11 September 2001.

Sebelum peristiwa yang dikenal dengan 9/11 itu, Anda dapat melewati keamanan dengan membawa tas jinjing yang berisi semua yang mungkin Anda perlukan untuk liburan, termasuk gunting kecil dan pisau bermata empat.

Tapi begitulah cara para penyerang 9/11 membawa senjata mereka.

Setelah 9/11, proses penapisan di seluruh dunia berubah dalam semalam.

Di Amerika Serikat (AS), kontraktor keamanan swasta yang dibayar dengan upah minimum ditukar dengan program federal dengan personel keamanan yang sangat terlatih.

Baca juga: Mengapa Lautan di Dunia Berubah Warna, Berikut Penjelasannya

Apa pun yang bisa dianggap sebagai senjata disita.

Di seluruh dunia, para pelancong tiba-tiba diminta untuk melepas sepatu, ikat pinggang, topi, dan pakaian luaran mereka, serta mengeluarkan ponsel, laptop, cairan, dan apa pun yang dapat digunakan sebagai bagian dari alat peledak yang bisa diimprovisasi.

Ini berlangsung selama beberapa tahun.

Akhirnya, metode penyaringan yang lebih canggih dikembangkan untuk mengidentifi kasi ancaman tertentu secara efektif.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved