Haba Bank Aceh

Dapat Pembiayaan dari Bank Aceh, Kilang Padi ‘Berkat Dilan Jaya’ Abdya Siap Bangun Ketahanan Pangan

“Alhamdulillah, dengan fasilitas pembiayaan dari Bank Aceh, kami lebih fleksibel dalam menyusun strategi bisnis,” ujar dia. 

|
Editor: Jamaluddin
DOK KILANG PADI BERKAT DILAN JAYA
Sejumlah pekerja mengemas beras dengan merk dagang DJ produksi Kilang Padi ‘Berkat Dilan Jaya’ di Desa Lhang, Kecamatan Setia, Abdya, pada Jumat (8/9/2023). 

Setelah mendapat fasilitas pembiayaan, sebut Icha. Omzet pihaknya saat ini rata-rata Rp 200 juta per bulan. Icha berharap, selain memperoleh profit, usaha yang dijalaninya juga dapat memberikan kontribusi positif bagi ketahanan pangan baik di dalam lingkup Aceh maupun nasional. 

PROHABA.CO, BLANGPIDIE - Aceh dikenal sebagai penghasil padi yang beragam di masing-masing daerah.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata produktivitas padi di Aceh pada tahun 2022 mencapai 55 ton per hektare.

Sementara jumlah produksi padi di Aceh pada tahun yang sama mencapai 1,5 juta ton.

Produksi padi yang tumbuh subur di Aceh membuka pasar bagi usaha penggilingan padi.

Dari usaha ini, profit yang didapat tidak hanya dari upah giling, namun juga dari penjualan dedak atau katul ke pihak lain.

Peluang usaha tersebut berhasil dimanfaatkan Icha Ramalisa Febriyanti (28), warga Desa Lhang, Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Melalui kejeliannya membaca peluang, ia sukses menjalankan usaha kilang padi UD Berkat Dilan Jaya di tanah kelahirannya.

“Alhamdulillah, usaha kilang padi ini sudah saya jalankan selama enam tahun. Dan, insya Allah terus berkembang,” ujarnya, Jumat (8/9/2023).

Sebelum memiliki kilang mandiri, menurut Icha, ia sempat bekerja sama dengan kilang padi milik kerabatnya selama dua tahun.

Icha mengakui, di awal perjalanan, bisnisnya mengalami kendala dalam memenuhi permintaan.

Hal tersebut terjadi akibat minimnya modal untuk pembelian bahan baku dalam bentuk gabah.

Apalagi, ketika harganya mengalami kenaikan, seperti saat ini yang berada di kisaran Rp 5.000- 6.000 per kilogram (Kg).

“Kami tidak dapat memenuhi banyak permintaan ketika modal kerja yang ada belum mampu menyerap persediaan di lapangan.

Meskipun sebenarnya potensi yang ada sangat besar untuk memenuhi kebutuhan pasar,” ujarnya.

Apalagi, sumber gabah tidak hanya berasal dari wilayah Abdya, tapi juga di sejumlah kabupaten/kota lain seperti Aceh Jaya, Aceh Singkil, dan Aceh Barat.

Dikatakan, hal itu kerap terjadi ketika musim panen tiba.

Setelah memiliki pengalaman dan memahami prospek bisnis yang dijalani, Icha memberanikan diri untuk mencari alternatif sumber modal untuk memperkuat bisnisnya.

Hal ini guna merealisasikan keinginannya melakukan ekspansi terhadap usaha.

“Saat itu, saya mendapatkan informasi bahwa pengajuan fasilitas pembiayaan di Bank Aceh cepat dan mudah.

Saya langsung mengunjungi Bank Aceh terdekat,” ujarnya.

Setelah dilakukan survei dan memenuhi persyaratan, Icha dalam waktu singkat memperoleh tambahan modal dari Bank Aceh.

Ia memperoleh fasilitas Pembiayaan KUR Syariah dengan menggunakan akad Musyaraqah Mutanaqisah (MMq). 

MMq adalah salah satu bentuk skema dalam pembiayaan syariah yang dapat dimanfaatkan untuk bisnis baik perorangan maupun perusahaan.

MMq untuk pembelian aset usaha (investasi).

Selain itu, juga dapat memanfaatkan aset yang sudah dimiliki untuk memperoleh pembiayaan yang akan digunakan untuk tujuan komersil seperti pembelian bahan baku, stok, pembayaran gaji karyawan dan sebagainya.

Dengan metode angsuran, fasilitas pembiyaan dengan skema MMq memberikan benefit fleksibelitas dalam pembayaran angsuran, atau jadwal pembayaran pembiayaan modal kerja sesuai dengan kondisi keuangan usaha.

Adapun, fasilitas pembiayaan yang diperoleh Icha digunakan untuk menambah modal kerja, terutama untuk pembelian gabah atau beras dari sejumlah pemasok yang merupakan petani individu mapun kelompok yang sebahagian besar melakukan transaksi secara tunai.

Dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan, menurut Icha, mampu memenuhi kebutuhan kilang padi.

Selain itu, saat ini ia sudah menggunakan tenaga kerja sebanyak tujuh orang.

“Hal ini dapat menambah pendapatan daerah dan mengurangi pengangguran karena lapangan kerja yang tercipta semakin besar.

Khususnya untuk masyarakat sekitar Kecamatan Setia dan umumnya di Abdya,” ujarnya.

Icha menambahkan, saat ini pasar Kilang Padi Berkat Dilan Jaya dengan merk dagang beras DJ sudah menjangkau pasar di sejumlah kabupaten/kota seperti Subulussalam, Aceh Singkil, dan Aceh Tenggara.

“Produk beras kami juga sudah menjangkau hingga ke Kabupaten Sidikalang, Provinsi Sumatera Utara,” timpal Icha.

Setelah mendapat fasilitas pembiayaan, sebut Icha. Omzet pihaknya saat ini rata-rata Rp 200 juta per bulan.

“Alhamdulillah, dengan fasilitas pembiayaan dari Bank Aceh, kami lebih fleksibel dalam menyusun strategi bisnis,” ujar dia. 

Icha berharap, selain memperoleh profit, usaha yang dijalaninya juga dapat memberikan kontribusi positif bagi ketahanan pangan baik di dalam lingkup Aceh maupun nasional. (*)

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved