Palestina vs Israel

Krisis Kemanusiaan di Gaza Cukup Mengerikan

Warga palestina krisis segala aspek kebutuhan mulai dari layanan medis, makanan, air minum, kebersihan hingga tempat tinggal.

Penulis: Dedek Sumarnim | Editor: Jamaluddin
AFP/DAWOOD NEMER
Warga palestina mengantre untuk mengisi tabung air di Kota Gaja pada 16 Oktober 2023. 

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), menyebutkan, jumlah itu jauh melebihi kapasitas yang ada.

Sektor kesehatan di Gaza sudah hancur akibat pendudukan Israel yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. 

Menurut Bank Dunia, Gaza memiliki 1,3 tempat tidur rumah sakit untuk setiap 1.000 orang, dibandingkan dengan 3,3 tempat tidur rumah sakit per 1.000 orang di Israel.

Kekhawatiran terhadap penyebaran epidemi meningkat karena masuknya orang-orang ke rumah sakit, sementara anak-anak di sana sudah tertular penyakit cacar.

Makanan

UNRWA mengatakan, hampir setengah juta orang tidak dapat mengakses jatah makanan karena penutupan pusat distribusi makanan sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Orang-orang menghabiskan hari-hari mereka untuk mencari air dan bahan makanan pokok, kebanyakan roti dan beras,” kata Safwat Kahout, Produser Aljazeera di Gaza.

Sebuah laporan OCHA pada Minggu (15/10/2023) memperingatkan, dengan hanya satu dari lima pabrik yang berfungsi, cadangan tepung terigu mungkin akan habis dalam waktu kurang dari seminggu ke depan.

Serangan udara juga secara langsung merusak areal perternakan, terutama unggas dan lahan pertanian.

Penutupan jalur penyeberangan Karem Abu Salem--satu-satunya penyeberangan komersial yang dikenal oleh orang Israel sebagai Kerem Shalom--yang dilakukan Israel juga menghentikan aliran pakan untuk semua ternak.

Meski petani tidak dapat mengakses lahan mereka, namun pemadaman listrik juga berarti mereka tidak dapat menggunakan irigasi, mesin, perangkat inkubasi, atau pendingin yang diperlukan untuk menyelamatkan tanaman mereka.

Daerah di selatan seperti Khan Younis menanggung dampak kerusakan pertanian yang paling parah.

Menurut Euro-Med Monitor, dengan adanya pengungsian dan blokade yang terjadi saat ini, persediaan makanan pokok seperti telur, roti, dan sayuran kini sangat terbatas.

Warga di Gaza sud melaporkan adanya perebutan ketersediaan makanan, dengan anak-anak menjadi prioritas utama.

Dalam postingan yang dibagikan ke akun X (Twitter) mereka, sebelumnya Twitter @WFP_MENA, pada Minggu (15/10/2023), Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan bahwa penerbangan yang membawa 20 metrik ton biskuit berenergi tinggi sudah mendarat di dekat perbatasan Rafah di Mesir.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved