Gebyar PKA 8 2023

Anjungan Lhokseumawe Pamerkan Rempah-rempah, Mata Uang, Sampai Perhiasan.

Kota ini dulunya menjadi tempat berlabuhnya kapal yang membawa rempah-rempah, dari daerah lain.

Penulis: Muhammad Aulia Ichsan | Editor: Jamaluddin
SERAMBINEWS.COM/M.AULIA ICHSAN
Anjungan Kota Lhokseumawe memamerkan rempah-rempah hingga perhiasan di arena PKA 8 2023, Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, pada Selasa (7/11/2023). 

Hal yang menarik dari perdagangan tersebut ialah adanya mata uang khusus yang digunakan di Pelabuhan Lhokseumawe pada zaman dulu.

PROHABA.CO - Anjungan Lhokseumawe tampil dengan berbagai macam rempah-rempah dan mata uang yang digunakan tempo dulu pada Pekan kebudayaan Aceh (PKA) Ke-8 di Taman Sulthanah Shafiatuddin, Banda Aceh.

Kota ini dulunya menjadi tempat berlabuhnya kapal yang membawa rempah-rempah, dari daerah lain se-Aceh serta akan dijual ke seluruh Indonesia dan luar negeri.

Baca juga: Pesona Wanita Aceh Selatan Dalam Atraksi Top Daboh di Perhelatan PKA-8

"Ada pelabuhan besar di Lhokseumawe yang menjadi tempat berlabuh kapal-kapal besar pengangkut rempah-rempah.

Salah satunya, Pelabuhan Blang Panyang," kata Agam Lhokseumawe, Darwin, pada Selasa (7/11/2023).

Darwin menambahkan, perairan Lhokseumawe itu dalam sehingga memungkinkan kapal-kapal besar berlabuh di pelabuhan tersebut.

Rempah-rempah yang diperdagangkan di Pelabuhan Lhokseumawe ini antara lain pinang, sirih, pliek u, lengkuas, asam jawa (boh me), kunyit, pala, lada, cabai, cabai kering, kemiri, bawang, hingga asam sunti.

Baca juga: Anda Jadi Korban Copet di Arena PKA, Segera Hubungi 082316851998 atau Lapor ke Pusat Informasi

Hal yang menarik dari perdagangan tersebut ialah adanya mata uang khusus yang digunakan di Pelabuhan Lhokseumawe pada zaman dulu.

Mata uang yang digunakan adalah mata uang berupa Koin Teluk Samawi yang digunakan di Teluk Samawi atau yang sekarang di sebut dengan Lhokseumawe.

Koin Dirham dari Kerajaan Samudera Pasai, Koin Cina dan Kolonia Inggris Belanda dari abad ke 15 Masehi, sampai Koin Kesultanan Malaka Sultan Mudzhaffar Syah dari tahun 1456-1466 Masehi.

Tak hanya sampai di situ, Anjungan Lhokseumawe juga menghadirkan ragam perhiasan yang dipakai oleh pasangan linto dan dara baro.

Seperti gelang kaki bungong ranup, gelang tangan gayo, mahkota pengikat pinggang, gelang kaki, anting-anting, cerapi, bros motif bunga, dan lain-lain.

Alat musik Canang Ceureukeh juga ada di Anjungan Lhokseumawe.

Alat musik ini menjadi sebuah warisan budaya tak benda (WBTB).

Baca juga: Aceh Selatan Pamerkan Beragam Rempah di PKA-8 Juga Adat dan Budaya Tiga Etnis]

(Penulis adalah mahasiswa Internship dari Universitas Malikussaleh Aceh Utara)

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved