Palestina

Manfaatkan Gencatan Senjata, Anak-anak Palestina Nikmati Pantai dengan Bermain Pasir

Di Pantai, Anak-anak lelaki bermain pasir, berlomba lari untuk melihat siapa yang finis lebih dulu ke pantai.

|
Penulis: Dedek Sumarnim | Editor: Muliadi Gani

PROHABA.CO – Ketika gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berlangsung hingga hari terakhirnya, banyak pengungsi Palestina yang tinggal di kota Deir el-Balah memanfaatkan jeda pemboman Israel dan melakukan perjalanan ke wilayah Palestina. Laut Mediterania.

Di Pantai, Anak-anak lelaki bermain pasir, berlomba lari untuk melihat siapa yang finis lebih dulu ke pantai. 

Tak hanya itu, beberapa anak bergantian bermain ayunan, ekspresi mereka tertawa bahagia.

Kemudian, saat ombak menerjang pantai dan surut, Ahmad al-Toum menghirup angin sepoi-sepoi.

“Laut sangat berarti bagi saya,” katanya.

 “Ini adalah pelepasan yang luar biasa bagi semua orang yang merasa tertahan dan dikelilingi oleh tekanan psikologis karena tidak mampu memberikan keselamatan dan keamanan bagi keluarga mereka sendiri.”

Anak-anak Palestina bermian di pantai
Anak-anak Palestina menikmati pantai di seberang pusat kota Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah.

Pria berusia 28 tahun yang berasal dari kota pesisir al-Sudaniyeh, di barat laut Gaza, telah mengungsi sejak 10 Oktober, dan tinggal bersama keluarga besarnya di sebuah sekolah yang dikelola PBB.

“Masyarakat yang tinggal di tepi laut lebih mengetahui laut dibandingkan rumahnya sendiri,” katanya.

Baca juga: Gencatan Senjata 4 Hari Mulai Berlaku Antara Israel dan Hamas

Al-Toum belum mandi selama 20 hari dan bersyukur bisa lepas dari “penyakit dan kekotoran” tempat penampungan sekolah.

“Saya ingin mengajak anak-anak untuk melihat pemandangan, memandikan mereka di laut, untuk keluar dari psikologi perang,” katanya.

“Lari ke laut, teriak-teriak – keluarkan semuanya supaya punya tenaga untuk terus bertahan.

“Ini merupakan masa yang sangat buruk, namun kami lebih kuat dari pendudukan Israel,” katanya.

Mayar Imheisen berumur 11 tahun dan bersama anak-anak palestina yang lain bermain ayunan
Mayar Imheisen berumur 11 tahun, bermain ayunan bersama dengan anak-anak Palestina yang lain.

Setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober di kota-kota Israel dan pangkalan militer di Israel selatan, yang menewaskan 1.200 orang, Israel melancarkan serangan paling dahsyat di Jalur Gaza.

Selama lebih dari 50 hari, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 14.800 orang, termasuk 6.150 anak-anak. Lebih dari 7.000 orang lainnya – termasuk 4.700 perempuan dan anak-anak – hilang, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri.

Menurut Salama Marouf, kepala kantor media pemerintah di Gaza, Israel menjatuhkan 40.000 ton bahan peledak di jalur tersebut.

Baca juga: Joe Biden Berharap Gencatan Senjata Hamas-Israel Diperpanjang, 24 Sandera Dibebaskan di Hari Pertama

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved