Konflik Palestina vs Israel

Gencatan Senjata Diperpanjang, Investigasi: Israel Sengaja Gempur Warga Sipil Gaza untuk Tekan Hamas

Sebuah investigasi yang dilakukan oleh Majalah +972 dan Local Call telah mengungkapkan bahwa pelonggaran pembatasan pengeboman target sipil di Gaza,

Editor: Muliadi Gani
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Penduduk Tepi Barat telah mengadakan banyak protes terhadap meningkatnya serangan dan pelecehan yang mereka derita dari pemukim Israel.(GETTY IMAGES via BBC INDONESIA) 

PROHABA.CO, YERUSALEM - Sebuah investigasi yang dilakukan oleh Majalah +972 dan Local Call telah mengungkapkan bahwa pelonggaran pembatasan pengeboman target sipil di Gaza, serta penggunaan kecerdasan buatan (AI), telah menjadi faktor penyebab jatuhnya banyak korban jiwa di daerah kantong tersebut.

Majalah tersebut, melalui wawancara dengan anggota dan mantan anggota komunitas intelijen Israel saat ini dan sebelumnya, serta kesaksian Palestina dansumber-sumber lain, menemukan hal mengejutkan.

Seperti dikutip dari Al Jazeera, pengeboman tempat tinggal pribadi, gedung-gedung publik, blok-blok bertingkat, dan infrastruktur sipil serupa disengaja dan dimaksudkan untuk menciptakan kejutan yang akan membuat warga sipil memberikan tekanan kepada Hamas.

Detail laporan itu tak serta-merta disimpulkan, melainkan mengutip salah satu sumber intelijen.

Sumber-sumber tersebut juga mengatakan kepada penulis laporan bahwa tentara Israel memiliki informasi tentang sebagian besar rumah di Gaza, termasuk berapa banyak warga sipil yang tinggal di dalamnya.

Baca juga: Gencatan Senjata Berakhir, Israel Kembali Rudal Wilayah Gaza

Namun, mereka tetap dengan sengaja menyetujui pembunuhan, dalam satu kasus, ratusan warga sipil Palestina, dalam upaya untuk membunuh seorang komandan Hamas.

“Ketika seorang anak perempuan berusia tiga tahun terbunuh di sebuah rumah di Gaza, itu karena seseorang di militer memutuskan bahwa membunuhnya bukanlah masalah besar.

Itu adalah harga yang harus dibayar untuk mencapai target yang lain,” ujar salah satu sumber intelijen yang dikutip.

“Kami bukan Hamas. Ini bukan roket-roket acak. Semuanya disengaja.

Kami tahu persis berapa banyak kerusakan yang ditimbulkan di setiap rumah,” tambahnya.

Sementara itu, sistem AI yang digunakan untuk menghasilkan target, digambarkan oleh salah satu sumber sebagai pabrik pembunuhan massal.

Gencatan diperpanjang Sementara itu, Israel dan Hamas dilaporkan mencapai kesepakatan di menit-menit terakhir pada Kamis (30/11/2023), untuk memperpanjang gencatan senjata mereka untuk hari ketujuh.

Para mediator melanjutkan pembicaraan guna memperpanjang gencatan senjata lebih lanjut untuk membebaskan lebih banyak sandera dan memungkinkan bantuan mencapai Gaza.

Gencatan senjata ini memungkinkan sejumlah bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza setelah sebagian besar wilayah pesisir berpenduduk 2,3 juta jiwa itu menjadi gurun akibat pengeboman Israel selama tujuh pekan sebagai pembalasan atas serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Baca juga: Organisasi HAM: Israel Curi Organ Mayat Warga Gaza, Hati, Ginjal, dan Mata Hilang

Baca juga: Lagi, Seratusan Pengungsi Rohingya Terdampar di Sabang

Namun, penembakan mematikan di Yerusalem menjadi pengingat yang kuat akan potensi penyebaran kekerasan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved