Kecelakaan Pesawat

Begini Cara Kru Japan Airlines Selamatkan 379 Penumpang Pesawat Terbakar dalam Waktu 90 Detik

Kecepatan evakuasi 379 penumpamh dari pesawat Japan Airlines JAL516 yang terbakar di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, dipuji para ahli.

Editor: Jamaluddin
AFP/RICHARD A BROOKS
Bangkai pesawat Japan Airlines JAL516 yang terbakar di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, pada Rabu (3/1/2024). 

Kepada Channel News Asia, sejumlah pakar mengapresiasi kepatuhan penumpang mengikuti protokol darurat dan berfungsinya pintu keluar pesawat meski dioperasikan dalam kapasitas penuh.

PROHABA.CO, TOKYO - Kecepatan evakuasi 379 penumpamh dari pesawat Japan Airlines JAL516 yang terbakar di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, pada Selasa (2/1/2024), dipuji oleh para ahli.

Kepada Channel News Asia, sejumlah pakar mengapresiasi kepatuhan penumpang mengikuti protokol darurat dan berfungsinya pintu keluar pesawat meski dioperasikan dalam kapasitas penuh.

Seperti diberitakan sebelumnya, Japan Airlines JAL516 terbakar setelah bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang (Coast Guard) saat mendarat di Bandara Haneda, setelah terbang dari Kota Sapporo.

Semua penumpang yang berjumlah 367 orang dan 12 awak pesawat berhasil dievakuasi dengan selamat dalam 90 detik tanpa luka berat, tapi lima penjaga pantai tewas.

Dikutip dari Kompas.com, Shawn Pruchnicki, asisten profesor teknik penerbangan dan sistem terintegrasi dari Ohio State University, pada Rabu (3/1/2024) kepada CNA Asia First, mengatakan, kecepatan evakuasi itu luar biasa.

“Saya menduga faktanya jika mereka benar-benar turun dalam 90 detik, sepertinya orang-orang tidak berusaha mengambil barang bawaan mereka,” terangnya.

Dia juga menjelaskan, salah satu kendala utama saat mengevakuasi penumpang pesawat adalah jika orang ingin mengambil tas mereka sebelum turun.

Sementara itu Desmond Ross, direktur pelaksana konsultan penerbangan dan transportasi udara Ireland Pegasus Aviation Advisors memaparkan, ada syarat sertifikasi keselamatan global bagi produsen pesawat untuk membuktikan penumpang dapat dievakuasi dalam waktu kurang dari 90 detik meski dalam tekanan.

Aturan ini berlaku untuk semua pesawat termasuk yang berukuran lebih besar seperti Airbus A380, pesawat penumpang terbesar di dunia.

“Pramugari di pesawat melakukan pekerjaan luar biasa dalam membuka pintu dan mengarahkan penumpang ke pintu.

Waktu itulah yang sulit karena orang-orang biasanya akan berlari ke bawah perosotan, bukannya meluncur ke bawah,” kata Ross di program World Tonight-nya CNA pada Selasa (2/1/2024).

“Tapi sungguh luar biasa mereka mampu melakukannya tanpa luka berat,” sambungnya

Geoffrey Thomas, pemimpin redaksi situs keselamatan penerbangan Airlineratings.com kepada CNA Asia Tonight, menyampaikan, pesawat harus memiliki sertifikasi untuk mengevakuasi semua penumpang dalam 90 detik meski hanya dengan separuh perosotan darurat.

Faktor tingkat asap di kabin

Ross menambahkan, material modern di pesawat juga berperan menyelamatkan penumpang.

Ia menjelaskan, pesawat-pesawat generasi sebelumnya kerap menggunakan bahan yang mudah terbakar seperti di jok.

Namun, foto-foto kecelakaan Japan Airlines terbakar di Bandara Haneda menunjukkan beberapa bagian pesawat masih utuh meski hangus.

“Sebenarnya dari banyak kecelakaan, penumpang sering kali selamat dari kecelakaan kemudian meninggal karena menghirup asap dari pembakaran material di pesawat," ungkap Ross.

“Jadi sudah banyak upaya selama bertahun-tahun untuk menghilangkan bahan apa pun yang dapat menyebabkan asap beracun,” imbuhnya.

Pruchnicki juga sepakat bahwa jumlah asap yang relatif rendah di kabin berperan besar membantu semua orang di pesawat bertahan hidup.

“Itu faktor yang membuat perbedaan besar, karena dengan jenis kecelakaan seperti ini jumlah asap di kabin menentukan lamanya waktu untuk keluar," katanya.

“Dalam kecelakaan-kecelakaan lain yang pernah kita lihat, asapnya sangat tebal (dan) sangat dekat dengan lantai (sehingga) tidak ada yang bisa melihat, tak ada yang bergerak, dan semua orang pingsan,” urai Pruchnicki.

Ross kemudian menyebutkan, kecelakaan Japan Airlines di Bandara Haneda adalah kali pertama insiden besar melibatkan pesawat Airbus A350 yang memerlukan evakuasi.

“(Ini) bukti desain sebenarnya dari sistem darurat di pesawat,” pungkasnya tentang proses evakuasi saat Japan Airlines terbakar. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Japan Airlines Terbakar, Begini Cara Kru Selamatkan 379 Orang Hanya dalam 90 Detik",

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved