Gempa Bumi

Gempa Magnitudo 6,9 Guncang Papua Nugini, 5 Orang Tewas dan 1.000 Rumah Hancur

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Papua Nugini pada Minggu (24/3/2024) pagi.

Editor: Jamaluddin
TRIBUN SOLO
Ilustrasi gempa bumi. 

Komandan Polisi Provinsi Christopher, Tamari, mengatakan, pihak berwenang sudah mencatat lima kematian, tapi jumlah korban jiwa bisa jadi lebih banyak lagi.

PROHABA.CO, MORESBY - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Papua Nugini pada Minggu (24/3/2024) pagi.

Akibatnya, lima orang tewas dan sekitar 1.000 rumah hancur.

Gubernur Sepik Timur, Allan Bird, pada Senin (25/3/2024), mengatakan, tim darurat masih menilai dampak dari gempa yang merusak sebagian besar wilayah provinsinya.

"Sejauh ini, sekitar 1.000 rumah hancur," ujarnya dikutip dari AFP.

Menurut Allan, puluhan desa yang terletak di tepi Sungai Sepik juga sudah dilanda banjir besar ketika gempa terjadi.

Komandan Polisi Provinsi Christopher, Tamari, mengatakan, pihak berwenang sudah mencatat lima kematian, tapi jumlah korban jiwa bisa jadi lebih banyak lagi.

Dikutip dari Kompas.com, foto-foto yang diambil setelah gempa di Papua Nugini menunjukkan rumah-rumah kayu yang rusak ambruk karena terendam banjir setinggi lutut di sekitarnya.

Gempa bumi biasa terjadi di Papua Nugini, yang terletak di puncak “Cincin Api” seismik.

Sebuah busur aktivitas tektonik intens yang membentang melalui Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.

Meski bencana ini jarang menimbulkan kerusakan luas di dataran tinggi hutan yang jarang penduduknya, namun bencana tersebut dapat memicu tanah longsor.

Banyak dari sembilan juta warga negara kepulauan ini tinggal di luar kota-kota besar, dimana medan yang sulit dan kurangnya jalan yang ditutup dapat menghambat upaya pencarian dan penyelamatan.

Perdana Menteri James Marape sudah menyetujui paket pendanaan darurat sebesar 130 juta dolar AS (Rp 20 triliun) untuk membantu upaya pemulihan setelah serentetan bencana alam di seluruh negeri.

"Papua Nugini baru-baru ini dilanda gempa bumi, banjir akibat hujan lebat dan tanah longsor, gelombang pasang, angin kencang, dan lain-lain," katanya dalam pernyataan Minggu malam setelah gempa.

Sebelumnya, banjir, tanah longsor, dan hujan lebat pada awal bulan Maret 2024 di wilayah Dataran Tinggi pedalaman Papua Nugini menewaskan sedikitnya 23 orang. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gempa di Papua Nugini, 5 Orang Tewas 1.000 Rumah Hancur",

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved