Gempa
BMKG Tegaskan soal Gempa Megathrust Bukan Untuk Menakuti Masyarakat, Ini Alasannya
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan potensi gempa Megathrust tidak untuk menakut-nakuti masyarakat dan wisatawan.
Penulis: Muhammad Ziyad Az zahidi | Editor: Muliadi Gani
BMKG Tegaskan soal Gempa Megathrust Bukan Untuk Menakuti Masyarakat, Ini Alasannya
PROHABA.CO - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan potensi gempa Megathrust tidak untuk menakut-nakuti masyarakat dan wisatawan.
Tetapi, BMKG bertujuan untuk persiapan mitigasi bencana di daerah rawan gempa dari sisi pemerintah.
"Bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk kita siap, jadi pemerintah daerah di daerah yang rawan gempa tsunami agar lebih giat menyiapkan mitigasi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat ditemui di gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (19/8/2024) Dilansir dari Kompas.com
Dwi melanjutkan, ada pun mitigasi yang dimaksud meliputi edukasi kepada publik mengenai apa yang harus disiapkan sebelum terjadi gempa bumi.
Serta, dapat memetakan zona-zona merah dan tata ruang bangunan.
Selain itu, tambanya, mitigasi bencana juga dapat dilakukan melalui edukasi kepada anak-anak hingga lansia.
Sebelumnya diberitakan Kompas.com (12/8/2024) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono ketika menyinggung kekhawatiran ilmuwan Indonesia soal seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Untuk diketahui, seismic gap adalah wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar atau gempa selama lebih dari 30 tahun.
BMKG memperkirakan, Megathrust Selat Sunda bisa memicu gempa dahsyat dengan kekuatan maksimal M 8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut M 8,9.
"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujar Daryono dalam keterangan resminya, Minggu (11/8/2024).
(PROHABA.CO/Muhammad Ziyad Az-zahidi)
(Penulis adalah Mahasiswa Internship Prodi Ilmu Politik UIN Ar-Raniry Banda Aceh)
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News
Gempa di Afghanistan, 812 Dilaporkan Meninggal, 2.800 Terluka |
![]() |
---|
Gempa Bumi 7,7 SR Mengguncang Myanmar dan Thailand, Runtuhkan Bangunan & Puluhan Meninggal |
![]() |
---|
Jakarta Berpotensi Terkena Guncangan Kuat Gempa Megathrust, Begini Penjelasan BPBD |
![]() |
---|
Pulau Jawa Dikepung 4 Zona Megathrust, Potensi Gempa Maksimum hingga M 9,0 |
![]() |
---|
Gempa Magnitudo 7,2 Guncang Taiwan, Listrik Padam Hingga Peringatan Tsunami di Jepang dan Filipina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.