Konflik Palestina vs Israel

Biadab, Anak-Anak di Gaza Jadi Target Penembak Jitu Israel, Umumnya Alami Cedera Parah di Kepala

Dokter bedah Inggris yang bekerja selama sebulan di Gaza mengatakan pada Selasa (12/11/2024) kalau dia melihat sejumlah anak dengan luka tembak ...

Editor: Muliadi Gani
EPA via BBC INDONESIA
Konflik Israel dan kelompok Palestina di Gaza pada 2014 membuat penghuni kawasan itu sangat menderita. 

PROHABA.CO - Seorang dokter bedah Inggris yang bekerja selama sebulan di Gaza, Nizam Mamode, mengatakan ia melihat sejumlah anak-anak dengan luka tembak di kepala setelah mereka dengan sengaja menjadi sasaran penembak jitu Israel.

“Kami melihat sejumlah anak dengan luka tembak di kepala, satu tembakan di kepala.

Tidak ada luka lain. Jadi jelas, mereka dengan sengaja menjadi sasaran penembak jitu Israel 

Dokter bedah Inggris yang bekerja selama sebulan di Gaza mengatakan pada Selasa (12/11/2024) kalau dia melihat sejumlah anak dengan luka tembak di kepala setelah mereka "sengaja menjadi sasaran" penembak jitu (sniper) Israel .

"Tidak masalah siapa Anda di Gaza. Jika Anda orang Palestina, Anda adalah sasaran," kata Nizam Mamode dalam sesi Komite Pembangunan Internasional di DPR Inggris mengenai situasi kemanusiaan di Gaza, dilansir Anews, Rabu (13/11/2024).

Memberikan bukti dalam kesaksiannya, Mamode, yang bekerja di Rumah Sakit Nasser di Gaza dari pertengahan Agustus hingga pertengahan September, mengatakan bahwa 60 persen hingga 70 persen orang yang mereka rawat di Gaza adalah wanita dan anak-anak.

Ditanya mengenai pengalamannya dengan wanita dan anak-anak yang terluka, ia menyebutkan luka di kepala akibat penembak jitu.

"Kami melihat sejumlah anak dengan luka tembak di kepala, satu tembakan di kepala.

Tidak ada luka lain. Jadi jelas, mereka sengaja menjadi sasaran penembak jitu Israel, dan ya, itu terjadi hari demi hari," katanya.

Dokter bedah, yang telah bekerja di sejumlah zona konflik berbahaya, itu menekankan kalau dia belum pernah melihat sesuatu sebesar apa yang dia lihat di Gaza.

"Saya pernah bekerja di sejumlah zona konflik di berbagai belahan dunia.

Baca juga: Donald Trump Menang Pilpres AS, Warga Palestina di Gaza Pesimis Perang Berakhir

Saya berada di sana saat genosida Rwanda terjadi. Saya belum pernah melihat sesuatu sebesar ini sebelumnya," katanya.

"Saya tidak pernah berada di daerah konflik di mana bantuan medis dibatasi sedemikian rupa... Tidak mengizinkan masuknya pasokan, mengebom fasilitas perawatan kesehatan, menyerang ambulans, dan membunuh pekerja perawatan kesehatan."

"Jika semua itu tidak terjadi, maka puluhan ribu nyawa akan terselamatkan," tambahnya.

Mamode mengatakan bahwa pasukan mana pun yang terlibat dalam perang memiliki tanggung jawab terhadap penduduk sipil di kedua belah pihak, seraya menambahkan ia melihat kebalikannya di Jalur Gaza.

Anak-anak Palestina berlarian saat melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Anak-anak Palestina berlarian saat melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan. (Mohammed Abed/AFP)
Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved