Makan Siang Gratis

Devi, Murid SD di Palembang Tak Mau Makan Gratis di Sekolah karena Ingin Bawa Pulang untuk Ibunya

Kisah sedih dan mengharukan terjadi saat dilakukan ujioba program makan bergizi gratis di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Editor: Jamaluddin
TRIBUNSUMSEL.COM/RACHMAD KURNIAWAN/IG DITRESNARKOBA POLDA SUMSEL
Suryati (50), ibu rumah tangga di Palembang, Sumatera Selatan, sungguh kaget ketika putri bungsunya, Devi membawa pulang makan siang gratis yang dibagikan di sekolahnya. 

"Waktu dia pulang ke tempat saya kerja, katanya mamak, pulang ada nasi, sudah makan belum. 

Ada 4 kotak dia bawa dikasih ibu Polwan Polda. 

Saya jawab iya nanti mamak pulang lanjut kerja dulu," ujar Suryati saat dijumpai di rumahnya, di Jalan Balayudha Dalam, Kelurahan Ario Kemuning, Kecamatan Kemuning, Kota Palembang, Sumsel, pada Senin (18/11/2024).

Setelah pulang bekerja, Suryati melihat kotak makan siang yang dibawa anaknya itu dan kemudian mereka berdua menyantap bersama. 

"Disisakan dua lagi untuk kakaknya yang lagi bekerja," ujar Suryati.

Di hari itu, Suryati belum mengetahui jika Devi rela tidak memakan makan siang seperti teman-temannya yang lain di sekolah dan justru ingin diberikan kepadanya.

Suryati baru mengetahui setelah dua hari kemudian saat anaknya yang nomor dua menunjukkan video percakapan Devi dengan Polwan saat ujicoba pembagian makan siang gratis di sekolah.

"Awalnya tidak tahu kalau ada video Devi di IG, baru hari Rabu malam saya dikasih lihat sama anak saya yang nomor dua. 

Katanya adek masuk Instagram, " ujar Suryati dikutip dari Tribunnews.com.

Suryati tak bisa menahan tangis ketika mendengar percakapan Devi di dalam video tersebut.

"Gimana tidak nangis dek, dia bilang nasinya tidak dimakan karena untuk saya terus ditanya ayahnya kemana. 

Dijawab Devi sudah meninggal (ayahnya)," katanya sambil mengusap air mata.

Sejak suaminya meninggal pada Juli 2023 lalu, Suryati banting tulang dengan bekerja sebagai ART diupah Rp 700 ribu per bulan.

Uang tersebut digunakan untuk keseharian Devi dan kebutuhan lain.

Ia dan Devi tinggal bersama di satu kontrakan yang disewa anak sulungnya yang sudah berkeluarga.

"Di kontrakan ini kami tinggal berenam karena ada menantu dan cucu. 

Dulu sewaktu almarhum suami masih ada, kami ngontrak di tempat lain. 

Setelah suami meninggal jadi gabung sama anak yang pertama, sudah hampir 8 bulan," tuturnya.

Suryati selalu mengajarkan kepada anaknya untuk tidak iri melihat kondisi orang lain dan harus menjadi orang yang mandiri. 

Devi juga berkeinginan untuk membuat pedapuran di makam almarhum ayahnya.

"Dia pernah cerita kalau temannya bawa uang ke sekolah banyak. 

Saya selalu berpesan sama Devi, tidak apa-apa kita harus mandiri. 

Terus dia bilang juga kalau ada rezeki mau buat pedapuran untuk makam ayah," ungkapnya.

Sosok Devi

Di sekolah, Devi termasuk sebagai murid yang sedikit pendiam namun selalu terbuka dengan teman yang dekat dengannya.

"Anaknya agak introvert ngobrol seadanya, tapi semangat belajarnya ada," ujar Wali kelas Devi, Sherli, Senin (18/11/2024).

Namun hal tersebut tidak terjadi jika Devi bertemu dengan teman yang akrab dengannya.

"Tapi kalau ketemu circle atau temannya yang akrab dia selalu aktif sering ngobrol. 

Kalau lagi ikut pelajaran olahraga ketemu saya, dipanggilnya saya," sambung Sherli.

Sehari-hari pulang pergi sekolah, Devi berjalan kaki dari rumahnya yang berjarak kurang lebih 15 menit.

"Sering jalan kaki dia pergi sekolah, pulang juga begitu setahu saya. 

Sebab kakaknya sudah besar semua, ibunya kerja dari pagi. 

Dia tiga bersaudara Devi anak bungsu," katanya.

Sherli juga mengaku sering berkomunikasi dengan ibu Devi, untuk memberikan kabar mengenai sekolah.

"Komunikasi dengan ibunya Devi cuma lewat handphone kalau bertemu belum pernah, " ungkap Sherli dikutip dari Tribunnews.com.

Kepala SDN 166 Palembang, Yumarsih, juga mengatakan hal yang sama. 

Menurut Yumarsih, keseharian Devi dikenal sebagai murid yang pendiam.

"Anaknya kalau bicara seadanya, dan ya memang dari kalangan keluarga kurang mampu. 

Kalau untuk pelajaran di kelas bisa dibilang siswi yang mampu menyerap pelajaran sebab pernah masuk 10 besar," katanya.

Program makan siang gratis yang sedang diujicoba ini sangat membantu siswa yang bersekolah di sekolah tersebut.

"Ya termasuk Devi

Sebenarnya disini banyak murid yang merupakan anak yatim dan orang susah. 

Program itu bisa membantu mengurangi pengeluaran orang tua murid semoga bisa berlanjut," tutup Yumarsih. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Murid SD Bawa Pulang Makan Siang Gratis, Ternyata Ibunda Tidak Tahu Anaknya Tidak Makan di Sekolah,

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved