Rusia vs Ukraina

Amerika Serikat Mulai Tampak Bersekutu dengan Oposisi dalam Penyelesaian Konflik Rusia dan Ukraina

Amerika Serikat sudah dua kali memihak Rusia dalam pemungutan suara di PBB yang memperjelas perubahan sikap pemerintahan kepresidenan Donald Trump

Penulis: Achmad Erfian Nabila | Editor: Jamaluddin
Tangkap Layar Video X/Twitter
PIDATO DONALD TRUMP - Donald Trump menyampaik pidato saat dilantik untuk kali kedua sebagai Presiden AS pada Januari 2025 lalu. AS sudah dua kali memihak Rusia dalam pemungutan suara di PBB yang memperjelas perubahan sikap pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap perang tersebut. 

Para diplomat Eropa mengajukan teks yang menyalahkan Rusia atas invasi skala penuh mereka serta mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.

PROHABA.COAmerika Serikat (AS) sudah dua kali memihak Rusia dalam pemungutan suara di PBB yang memperjelas perubahan sikap pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap perang tersebut.

Sebelumnya, di pemerintahan Joe Biden, Amerika Serikat sangat mendukung dan mengutuk keras invasi besar yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

Pertama, Amerika Serikat dan Rusia menentang resolusi yang dibuat negara Eropa untuk mengutuk tindakan Moskow dan mendukung integritas teritorial negara Ukraina.

Resolusi ini langsung disahkan oleh Majelis Umum PBB (UNGA) di New York, AS.

Kemudian, kedua negara ini mendukung resolusi yang dirancang AS di Dewan Keamanan PBB yang menyerukan diakhirinya konflik tapi tanpa memojokkan Rusia.

Resolusi Dewan Keamanan ini disahkan, tapi dua sekutu utama Amerika Serikat yakni Inggris dan Prancis, abstain dalam pemungutan suara di forum ini.

Resolusi yang saling bertentangan ini diajukan saat Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Presiden Donald Trump di Gedung Putih dalam upaya mereka untuk mengatasi perbedaan pendapat mengenai konflik Rusia dan Ukraina.

Pada Kamis lalu, Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer juga mengunjungi Donald Trump selaku presiden baru Amerika Serikat.

Perpecahan ini terungkap jelas di sidang Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang pada Senin ketika para diplomat Amerika Serikat mendorong resolusi mereka yang berduka atas hilangnya nyawa selama 'konflik Rusia-Ukraina' dan menyerukan agar konflik ini segera diakhiri.

Para diplomat Eropa mengajukan teks yang menyalahkan Rusia atas invasi skala penuh mereka serta mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.

"Kita perlu menegaskan kembali bahwa agresi tersebut harus dikutuk dan didiskreditkan, bukan malah diberi penghargaan," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Mariana Betsa, dilansir dari BBC.

Anggota UNGA mendukung resolusi Eropa dengan 93 suara.

Namun, yang luar biasanya adalah Amerika Serikat tidak abstain, tapi mereka malah memberikan suara menentangnya, bersama Rusia dan17 negara lain, dengan 65 abstain.

UNGA juga mendukung resolusi AS tapi dengan syarat resolusi tersebut diamandemen dengan memasukkan bahasa yang mendukung Ukraina.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved